Bengaluru (ANTARA) - Badan pengawas dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) pada Rabu (8/12) mengatakan pihaknya telah mengizinkan penggunaan campuran antibodi buatan AstraZeneca untuk mencegah infeksi COVID-19.
Obat tersebut diizinkan digunakan bagi orang yang sistem imunitasnya lemah atau yang pernah mengalami dampak parah setelah disuntik vaksin virus corona.
Sementara vaksin bergantung pada sistem kekebalan yang utuh untuk dapat mengembangkan antibodi dan sel penangkal infeksi, obat yang dikembangkan AstraZeneca itu, Evusheld, mengandung antibodi buatan laboratorium.
Antibodi buatan laboratorium tersebut dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan guna melawan virus jika infeksi terjadi.
"Vaksin sudah terbukti menjadi pertahanan terbaik yang tersedia untuk melawan COVID-19," kata Patrizia Cavazzoni, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA.
FDA mengatakan bahwa penggunaan Evusheld bukan merupakan pengganti vaksi bagi orang-orang yang disarankan untuk menjalani vaksinasi COVID-19.
Berita Terkait
Menkes: manfaat AstraZeneca lebih besar daripada efek samping
3 Mei 2024 17:29
Hoaks! Tragedi Itaewon dipicu pembekuan darah akibat penggunaan AstraZeneca
4 November 2022 20:35
Vaksin penguat di triwulan pertama fokus gunakan AstraZeneca
30 Januari 2022 13:41
Vaksin AstraZeneca bantuan dari pemerintah Jepang tiba
20 Januari 2022 11:30
Indonesia terima 1.4 juta vaksin AstraZeneca dari Belanda dan Jepang
19 Januari 2022 10:07
1,8 juta vaksin COVID-19 AstraZeneca kembali tiba di Indonesia
12 Januari 2022 10:01
Studi Oxford: vaksin 'booster' AstraZeneca ampuh lawan Omicron
23 Desember 2021 15:49
Indonesia kembali terima 1,9 juta dosis vaksin AstraZeneca
6 Desember 2021 11:31