Jakarta (ANTARA) - Ugur Sahin, penemu vaksin Pfizer sekaligus pendiri perusahaan BioNTech, disebut menolak mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.
Klaim itu beredar melalui Twitter sejak 5 Desember 2021 dan telah dikutip ulang sebanyak 936 kali.
Berikut isi narasinya yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia:
"Dr Ugur Sahin CEO BioNTech dan penemu vaksin BIO N TECH Pfizer menolak menerima vaksin karena alasan keamanan. BANGUN!".
Unggahan yang sudah disukai 5.667 pengguna Twitter itu pun menautkan sebuah video sepanjang dua menit.
Dalam video tersebut, Ugur Sahin terlihat melakukan wawancara dengan salah satu media Jerman, Deutsche Welle.
Namun, benarkah Ugur Sahin menolak divaksin COVID-19?
Penjelasan:
Deutsche Welle membenarkan bahwa video di Twitter itu merupakan wawancara media tersebut dengan dokter keturunan Turki-Jerman Ugur Sahin.
Namun, ada bagian wawancara yang telah direkayasa oleh pemilik Twitter tersebut, sebagaimana dikutip dari laman resmi Deutsche Welle.
Faktanya, wawancara tersebut dilakukan pada 22 November 2020. Saat itu, kebijakan vaksinasi di Jerman dimulai dengan kelompok prioritas, di antaranya berusia lanjut di atas 80 tahun dan orang-orang yang berisiko tinggi tertular serta kerabatnya.
Penemu vaksin Pfizer Ugur Sahin, menurut aturan di Jerman saat itu, tidak masuk dalam kelompok prioritas karena berusia 55 tahun. Dengan demikian, secara legal dia belum bisa divaksin.
Nyatanya, pada 19 Maret 2021, Ugur Sahin dan isterinya Özlem Türeci mengumumkan bahwa mereka berdua dan anggota tim mereka sudah divaksinasi.
Klaim: Penemu Pfizer tolak divaksin COVID-19
Rating: Disinformasi