Athena (Antara Babel) - Dianggap pejuang oleh para pendukung suara
"Tidak" namun sebaliknya dinilai 'kaisar tanpa busana' oleh kubu
pendukung suara "Ya" dalam referendum bailout esok Minggu, ribuan
orang berdemonstrasi di Athena Jumat kemarin di mana Perdana Menteri
Alexis Tsipras dianggap pahlawan sekaligus orang jahat.
Sekitar
25.000 warga Yunani berkumpul di bawah bayang-bayang parlemen untuk
mendukung suara "Tidak", sebaliknya 22.000 lainnya memadati lapangan di
depan sebuah stadion, atau dua hari menjelang referendum bailout digelar guna menentukan masa depan keuangan negara ini.
"Saya
tak akan menangis, saya tak takut, saya akan mengatakan 'Tidak'!",
seru para pendukung Tsipras di lapangan Syntagma yang di masa lalu
menjadi pusat kerusuhan anti pengetatan ikat pinggang yang berujung
kekerasan.
Tsipras, dengan mengenakan kemeja putih dan berjalan
dengan angkuh, dikawal dari Kantor PM ke lapangan oleh 200 atau lebih
pengikutnya, yang disanjung sekaligus dicerca di tengah perhatian lekat
dunia kepada negeri ini.
Berbicara kepada massa demonstran, dia menyeru Yunani untuk bersuara "Tidak" sehingga negeri itu "hidup bermartabat di Eropa".
Dia
berada di tengah ribuan demonstran yang kebanyakan kaum muda, keluarga
dan pengangguran yang menyanyikan lagi populer gubahan seniman sayap
kiri Yunani.
"Kami ingin menjadi tuan di rumah sendiri, kami
ingin menentukan nasib kami sendiri," kata guru berusia 51 tahun bernama
Katerina.
"Langkah-langkah (penghematan) yang dipaksakan kepada
kami telah membuat situasi menjadi lebih buruk," kata dia, sedangkan
penasihat utama Tsipras, Menteri Keuangan Yanis Varoufakis membubuhkan
tanda tangan untuk anak-anak yang ikut dalam demonstrasi itu.
Di luar euro penderitaan
PM
mendesak rakyat Yunani untuk berkata "Tidak" dengan menegaskan langkah
itu akan memperkuat posisi negosiasinya dengan para kreditor asing,
namun para pemimpin Eropa telah memperingatkan referendum itu adalah
berarti menentukan Yunani tetap atau keluar dari zona euro.
Itulah
yang mendasari para pendukung suara "Ya" yang juga berunjuk rasa
sekitar 800 meter dari pengunjuk rasa "Tidak". Mereka membawa banner-banner pro-Eropa dan bendera Yunani sekaligus bendera Uni Eropa.
Di
depan Stadion Panathenaic --yang juga sisa stadium di era kuno--
demonstran yang termasuk para pengusaha, juru masak dan pengacara
mengatakan "cukup" kepada Tsipras.
"Mereka tidak bisa lagi
berpura-pura bahwa ini bukan soal meninggalkan euro dan di luar euro
hanyalah penderitaan," kata Nikos (43), dokter yang dengan bangga
mengenakan T-shirt putih bertuliskan "NAI" (ya).
Musik pop Yunani
diraungkan dari speaker dan anak muda mengenakan kaus dan kemeja,
memecahkan kaleng-kaleng bir terbuka menjelang matahari terbenam.
Namun banyak wajah yang cemas karena menganggap referendum itu akan berjalan ketat.
"Kami
memang tahu penghematan itu sulit namun tanpa pengorbanan dan teladan
kepada yang lainnya, kita akan terusir dan sendirian," kata Mary
Papadopoulo, akuntan berusia 37 tahun.
"Banyak teman saya yang
akan bersuara 'Tidak', karena mereka masih yakin Tsipras akan
bernegosiasi, mereka tak bisa menyaksikan kaisar tanpa busana," kata dia
seperti dikutip AFP.
Pahlawan Atau Orang Jahatkah PM Yunani?
Sabtu, 4 Juli 2015 14:21 WIB
Langkah-langkah (penghematan) yang dipaksakan kepada kami telah membuat situasi menjadi lebih buruk