Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mencatat lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa menyerap dana Rp25 triliun dari penawaran masuk sebesar Rp84,84 triliun.
Direktur Surat Utang DJPPR Kemenkeu Deni Ridwan dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa, mengungkapkan lelang SUN kedua pada tahun 2022 masih dipengaruhi sikap hawkish dari Bank Sentral AS, The Fed terkait perkembangan ekonomi dan inflasi AS, serta ekspektasi terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Fed yang lebih cepat.
Namun demikian, lelang SUN hari ini mendapat respons yang sangat baik dari para pelaku pasar di tengah ketidakpastian pasar global yang masih tinggi, yang tercermin dari peningkatan penawaran masuk dari lelang sebelumnya sebesar Rp77,58 triliun menjadi Rp84,84 triliun.
Bid to cover ratio pada lelang kali ini juga meningkat dari 3,10 kali di lelang sebelumnya menjadi 3,39 kali.
Menurut Deni, fokus investor pada lelang kali ini adalah dua SUN seri benchmark dengan tenor lima dan 10 tahun, di mana penawaran masuk untuk kedua seri tersebut mencapai 34,9 persen dari total penawaran.
Selain itu, terdapat pula peningkatan penawaran masuk pada tenor 20 tahun sebesar 3,15 kali yaitu dari Rp4,83 triliun pada lelang sebelumnya menjadi sebesar Rp15,16 triliun, yang merupakan penawaran masuk tertinggi pada lelang hari ini.
Jika dilihat dari segi investornya, lelang pekan ini asih didominasi investor domestik yang mencapai 85,42 persen dari penawaran masuk.
Baca juga: Pemerintah akan lelang SUN dengan target maksimal Rp37,5 triliun
Sementara itu, partisipasi investor asing pada lelang hari ini sebesar Rp12,37 triliun atau 14,58 persen dari total penawaran, meningkat bila dibandingkan lelang sebelumnya sebesar 12,77 persen, sedangkan total yang dimenangkan sebesar Rp1,53 triliun atau 12,38 persen, dengan mayoritas dari tenor 10 tahun.
Ia melanjutkan, imbal hasil atau yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini secara umum sangat kompetitif apabila dibandingkan dengan level pasar pada penutupan hari sebelumnya.
Level yield kali ini tercatat mixed, dengan penurunan terbesar terdapat pada tenor 20 tahun yang mencapai 6 basis poin (bps) dan tenor lima tahun sebesar 4 bps, sementara untuk SUN tenor 10, 15, dan 30 tahun terdapat kenaikan yield sebesar 1 bps hingga 4 bps.