Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia diperdagangkan lebih tinggi pada Kamis pagi, dibantu oleh kenaikan saham pertambangan kelas berat setelah harga baja melonjak, sementara lonjakan saham Woodside Petroleum setelah melaporkan perolehan labanya juga mendukung indeks acuan.
Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia terangkat 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 7.316,30 poin pada pukul 23.55 GMT. Indeks acuan menguat 1,1 persen pada penutupan perdagangan Rabu (16/2/2022).
Namun sebagian besar sektor lain tetap berada di zona merah, dilanda kekhawatiran meningkatnya ketegangan geopolitik atas laporan bahwa Rusia meningkatkan penumpukan militernya di perbatasan Ukraina.
Saham Woodside Petroleum melonjak ke level tertinggi dalam dua tahun, setelah perusahaan eksplorasi minyak dan gas itu mengatakan laba tahunannya meningkat lebih dari tiga kali lipat karena pemulihan ekonomi global dari pandemi Virus Corona memicu lonjakan harga minyak dan gas.
Pada sisi negatifnya, saham Origin Energy, salah satu pecundang terbesar, membebani indeks acuan dengan penurunan hampir 5,0 persen setelah mengumumkan rencana untuk menutup pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar di negara itu pada 2025, tujuh tahun lebih awal dari yang dijadwalkan.
Konglomerat ritel Wesfarmers kehilangan lebih dari 4,0 persen setelah pembatasan COVID-19 dan gangguan rantai pasokan menyebabkan laba semester pertamanya turun.
Di antara sub-indeks, saham pertambangan adalah yang memperoleh keuntungan tertinggi, naik hingga 1,3 persen. Mereka mengikuti harga baja tahan karat berjangka China, yang melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan pada Rabu (16/2/2022), didorong oleh biaya input yang tinggi dan optimisme permintaan.
BHP Group dan Rio Tinto masing-masing bertambah hampir 2,0 persen.
Semua sub-indeks lainnya datar atau lebih rendah. Saham teknologi merosot sebanyak 2,2 persen, dengan Wisetech Global melemah hampir 1,0 persen.
Di Selandia Baru, indeks acuan S&P/NZX 50 naik 0,5 persen menjadi 12.181,71 poin pada pukul 23.55 GMT.