Sydney (ANTARA) - Saham-saham di bursa Australia jatuh pada awal perdagangan Jumat, di tengah aksi jual global setelah ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Rusia atas Ukraina berkobar kembali, dengan saham sektor teknologi memimpin kerugian.
Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia merosot 0,9 persen menjadi diperdagangkan di 7.224,30 poin pada pukul 00.16 GMT, tetapi ditetapkan untuk kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Indeks acauan ditutup 0,2 persen lebih tinggi pada Kamis (17/2/2022).
Penembakan di Ukraina pada Kamis (17/2/2022) memperbaharui kekhawatiran akan invasi Rusia yang akan segera terjadi ketika Presiden AS Joe Biden mengatakan ada setiap indikasi bahwa Moskow berencana untuk menyerang Ukraina, sementara Rusia menuduh Washington memicu ketegangan.
Perkembangan di Ukraina juga menambah ketidakpastian tentang rencana jalur pengetatan Federal Reserve AS untuk memerangi inflasi.
Asuransi QBE Australia mencatat kerugian teratas pada indeks acuan dengan anjlok hampir 11 persen setelah laba setahun penuhnya meleset dari perkiraan.
Saham sektor teknologi mencapai level terendah sejak akhir Januari, mengikuti penurunan rekan-rekan mereka di AS yang berorientasi pada pertumbuhan, sengan saham Computershare jatuh 1,6 persen.
Sektor pertambangan tergelincir hingga 1,2 persen setelah harga bijih besi berjangka China memperpanjang kerugian untuk sesi keempat berturut-turut karena investor resah atas intervensi pemerintah di pasar.
Saham kelas berat pertambangan BHP Group dan Rio Tinto masing-masing melemah 1,6 persen dan 2,4 persen.
Sektor keuangan juga merosot sebanyak 1,2 persen, dengan 'Empat Besar' bank Australia melemah antara 0,8 persen dan 1,2 persen.
Pada sisi positifnya, harga emas naik di atas 1.900 dolar AS untuk pertama kalinya sejak Juni karena investor berbondong-bondong menuju logam safe-haven di tengah krisis Ukraina, mendorong indeks emas Australia 4,3 persen lebih tinggi. Saham Newcrest Mining melonjak 4,4 persen.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang melonjak dan sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.
Di Selandia Baru, indeks acuan S&P/NZX 50 turun 1,0 persen menjadi diperdagangkan pada 12.134,79 poin.