Jakarta (Antara Babel) - Ahli gizi menyarankan masyarakat untuk tidak mengonsumsi tempe mentah karena alasan kurang higienis.
"Kalau
melihat cara produksi sekarang, saya sarankan tidak (mentah), karena
tingkat sanitasi yang tidak bagus, cara produksi tidak higienis," ujar
Ketua Forum Tempe Indonesia & Sekretaris Jend Perhimpunan Ahli Gizi
dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia, Prof. Dr. Made Astawan, di
Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, menurut Made, dari sisi produksi,
pembuat tempe seringkali tak mementingkan tingkat higienitas, misalnya,
tak menggunakan masker, memproduksi tempe sembari bertelanjang dada, tak
cuci tangan sebelum produksi.
"Lalu, lingkungan di sekitar
tempat produksi yang tidak sehat, dekat kali, bersatu dengan rumah
tinggal. Ini rentan terkontaminasi, misalnya logam berat," ungkap dia.
Di samping itu, cara merebus yang seringkali menggunakan drum bekas, padahal seharusnya menggunakan stainless steel.
"Tetapi kalau yakin higienis, maka tempe boleh dimakan mentah," kata Made.
Dia menambahkan, sebenarnya, dari sisi nilai gizi, tak ada perbedaan antara tempe mentah dan matang.
"Nilai gizi tidak berbeda, khasiatnya sama saja (mentah atau matang)," tambah dia.
Tempe mengandung sejumlah penting protein nabati, asam amino, berbagai jenis Vitamin B,zat besi, tembaga dan Zinc.
Selain itu, ada pula bahan seperti isoflavin, riboflavin, lemak nabati, fosfor, karoten yang terkandung dalam tempe.