Pangkalpinang (Antara Babel) - Petani ikan lele di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mulai beralih membudidayakan ikan hias karena lebih murah dan mudah dipasarkan.
"Membudidayakan ikan hias seperti ikan hias komet, melati, merak ghapi dan lainnya lebih cepat menghasilkan jika dibandingkan dengan membudidayakan lele jumbo," kata salah seorang petani ikan hias, Pendi di Pangkalpinang, Minggu.
Menurut dia, membudidayakan ikan hias lebih menguntungkan karena biaya pemeliharaan yang murah dan tidak perlu perawatan ekstra seperti lele yang membutuhkan biaya besar untuk pakan dan dua kali dalam seminggu harus disortir.
"Biaya pakan lele tinggi, apalagi harga pelet terus mengalami kenaikan, sementara harga jual lele di pasaran tidak mengalami kenaikan sehingga petani sering merugi," ujarnya.
Sementara itu, memelihara ikan hias tidak membutuhkan biaya besar, karena pemasaran sangat cepat seiring animo masyarakat memelihara ikan hias tinggi.
"Kalau memelihara lele kami harus menjajakan hasil panen ke pasar, rumah makan dan tengkulak dengan harga murah, sementara pemasaran ikan hias justru pembeli yang datang ke rumah," ujarnya.
Demikian juga Irwandi yang mengaku beralih membudidayakan ikan hias karena tidak sanggup lagi memelihara lele jumbo.
"Kalau memelihara lele kita harus menyediakan pelet pakan ikan dua karung (satuan isi 50 kilogram) untuk dua minggu, sementara ikan hias hanya sekitar lima kilogram saja untuk satu bulan, jadi lebih menguntungkan," ujarnya.
Petani Lele Beralih Budi Daya Ikan Hias
Minggu, 23 Agustus 2015 15:53 WIB
"Membudidayakan ikan hias seperti ikan hias komet, melati, merak ghapi dan lainnya lebih cepat menghasilkan jika dibandingkan dengan membudidayakan lele jumbo,"