Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama Juni 2015 berhasil menangani 1.536 kasus diare atau cukup tinggi karena ketersediaan air bersih yang berkurang selama musim kemarau.
"Kita berharap masyarakat mengonsumsi air bersih, dimasak dan meningkatkan pola hidup bersih untuk menekan kasus diare selama musim kemarau panjang ini," kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kepulauan Babel, Bahuri ZND, di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan selama musim kemarau penderita diare cukup tinggi dibanding ISPA sebanyak 288 kasus.
"Kasus ISPA belum mengkhawatirkan karena kabut asap masih di bawah ambang batas. Beda dengan lainnya seperti Palembang, Jambi, Riau dan daerah lainnya yang tingkat polusi udara tinggi akibat kebakaran hutan," ujarnya.
Ia mengatakan kasus diare cukup tinggi juga dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum memiliki WC sendiri, sehingga mereka buang air besar di sungai, hutan, bekas tambang timah dan tempat lainnya.
"Kebiasaan buang air besar masyarakat ini tentu akan mencemari air sungai, bekas tambang yang juga dijadikan sumber air bersih masyarakat di daerah ini, pada akhirnya menimbulkan berbagai penyakit seperti sakit perut, diare dan lainnya," ujarnya.
Menurut dia, kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat masih kurang, sehingga memicu berbagai penyakit gangguan pencernaan dan penyakit lainnya.
"Kami terus mendorong masyarakat untuk membangun WC di rumah sendiri dan tidak lagi buang air besar di hutan, sungai dan bekas tambang timah, agar terhindar dari berbagai penyakit berbahaya," ujarnya.
Dinkes Babel Tangani 1.536 Kasus Diare
Senin, 7 September 2015 21:58 WIB
Kita berharap masyarakat mengonsumsi air bersih, dimasak dan meningkatkan pola hidup bersih untuk menekan kasus diare selama musim kemarau panjang ini."