Jakarta (Antara Babel) - Badan Intelijen Negara (BIN) mengajukan anggaran
untuk tahun 2016 sebesar Rp3,7 triliun, dan disampaikan dalam rapat
dengar pendapat tertutup dengan Komisi I DPR RI di Jakarta, Kamis.
"Yang pasti Rp3,7 triliun yang kita minta untuk 2016," kata Sutiyoso seusai rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI.
Dia
mengatakan bahwa anggaran itu diperlukan untuk operasional BIN dan
penambahan personel BIN di daerah. Dia meyakini Komisi I akan memahami
beratnya tugas, fungsi, serta tanggung jawab BIN yang harus melakukan
kerja intelijen untuk di dalam dan di luar negeri.
"Kalau di Amerika Serikat ada dua (intelijen) untuk di dalam dan
di luar negeri yaitu CIA dan FBI. Kalau di sini dirangkap oleh BIN tugas
dan lingkupnya, makanya tidak masuk akal kalau pembiayaannya hanya
sekian (kurang)," terang dia.
Sutiyoso juga mengatakan anggaran itu diperlukan BIN untuk
memaksimalkan peran badan siber yang saat ini tengah diwacanakan
pemerintah.
"Kita sudah bisa melakukan defense (pertahanan), sudah bisa memonitor, tinggal attack (menyerang). Untuk badan siber ini tidak perlu boros bentuk badan baru, gunakan detasemen direktorat yang sudah ada," kata dia.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Asril Hamzah Tandjung mengatakan,
Sutiyoso memang mengajukan anggaran BIN sebesar Rp3,7 triliun dalam
rapat dengar pendapat tersebut.
Dia membeberkan, bahwa BIN merasa berat dengan rencana pemotongan
anggaran senilai Rp424 miliar, karena akan merekrut 1.000 personel baru
untuk BIN daerah.
"Mereka (BIN) awalnya mengajukan anggaran Rp2,7 triliun kemudian
diperbesar lagi Rp3,7 triliun karena akan ada pendidikan baru untuk
personel pusat, untuk intel polisi, intel kejaksaan. Di daerah juga akan
diketuai Kepala BIN daerah, dan ke depan tugas BIN berat karena sebagai
koordinator intelijen," ujar Asril.
Selain itu, kata dia, BIN menghendaki ada penambahan anggota BIN
di luar negeri. Sebab saat ini anggota BIN baru tersebar dj 20 negara,
mayoritas di Timur Tengah.
"Mereka berencana menambah lagi di 12 negara," ujar dia.
Asril menyatakan pihaknya mendukung peningkatan anggaran BIN,
lantaran kerja BIN lebih berat dari intelijen di Amerika Serikat.
Komisi I DPR RI meminta BIN membuat uraian kebutuhan, untuk kemudian dapat ditelaah dan diberikan persetujuan oleh DPR.
Berita Terkait
Muhammad Herindra Kepala BIN sarat pengalaman dan penghargaan
21 Oktober 2024 15:16
Presiden Prabowo tunjuk M. Herindra sebagai Kepala BIN
20 Oktober 2024 23:45
Herindra rencana dilantik jadi Kepala BIN saat pelantikan menteri
16 Oktober 2024 11:15
Prosesi pemakaman Kepala BIN Papua dijaga ketat
27 April 2021 11:28
Kepala BIN Papua gugur karena membela NKRI
26 April 2021 11:47
Wakil Ketua MPR pertanyakan keberadaan "pasukan khusus" BIN
14 September 2020 11:48
Kepala BIN serahkan bantuan untuk korban gempa Palu
2 Oktober 2018 19:52