Pangkalpinang (Antara Babel) - Pasokan beras dari sentra produksi di Pulau Jawa dan Sumatera ke Provinsi Bangka Belitung (Babel) masih lancar karena cuaca di perairan daerah itu aman untuk pelayaran.
"Berdasar pantauan petugas di sejumlah gudang distributor beras pada Senin (22/4), stok beras mencapai 5.038 ton atau cukup untuk memenuhi konsumsi warga sebulan ke depan," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian an Perdagangan (Disperindag) Babel, Husni Thamrin di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan 5.038 ton beras tersebut tersebar di sejumlah gudang distributor di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Barat, Belitung dan Kota Pangkalpinang, dengan rincian stok beras di PT Bina Purnama Bersama sebanyak 500 ton.
Stok beras di gudang PT Bangka Alam Sejahtera 350 ton, PT Cahaya Abadi 40 ton, Akon 225 ton, gudang Bulog 3.278 ton, Toko Hartono 50 ton, Toko Kim Nyuk 70 ton, UD Mawar Jaya Belitung 475 ton, CV AS sebanyak 25 ton dan PT Globus Internusa sebanyak 25 ton.
"Diperkirakan stok beras ini akan terus bertambah karena setiap seminggu sekali distributor mendapatkan pasokan beras dari luar provinsi," ujarnya.
Sementara itu harga beras di tingkat distributor naik karena petani di sejumlah daerah produksi beras kesulitan mengeringkan padi hasil panen.
"Kondisi cuaca yang tidak menentu yang didominasi curah hujan tinggi menyebabkan produksi padi di daerah sentra produksi berkurang sehingga harga beras di daerah asal naik," ujarnya.
Harga beras di tingkat distributor naik menjadi Rp9.700 per kg dari harga sebelumnya Rp9.500 per kg.
Harga beras di tingkat pedagang pengecer naik menjadi Rp10 ribu per kg dari harga sebelumnya Rp9.700 per kg.
"Rata-rata harga berbagai merek seperti RM, Wayang, TR dan lainnya Rp300 per kg dan diperkirakan akan terus bertahan hingga produksi dan harga beras di daerah asal kembali stabil," ujarnya.
Menurut dia, untuk memenuhi konsumsi beras, Babel masih mengandalkan pasokan dari luar karena produksi beras lokal masih terbatas seiring masih rendahnya minat petani menanam padi.
"Selama ini, harga beras di pasaran masih berdasarkan mekanisme pasar yaitu apabila pasokan kurang maka harga akan naik, demikian juga sebaliknya, apabila pasokan meningkat maka harga akan turun," ujarnya.
