London (ANTARA) - Satu orang tewas akibat ledakan di pangkalan udara milik Rusia di dekat resor tepi laut di Semenanjung Krimea, Selasa (9/8).
Ledakan di wilayah yang dicaplok Rusia dari Ukraina tersebut menurut Moskow merupakan ledakan amunisi yang disimpan, bukan hasil dari serangan apa pun.
Saksi mata mengatakan mereka mendengar setidaknya 12 kali ledakan sekitar pukul 15.20 waktu setempat (12.20 GMT) dari pangkalan udara Saky dekat Novofedorivka di pantai barat Semenanjung Krimea.
Wilayah tersebut dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014 dan digunakan pada Februari sebagai salah satu landasan peluncuran untuk melancarkan invasi.
Semenanjung Krimea, tujuan liburan bagi banyak orang Rusia, sejauh ini terhindar dari pengeboman dan pertempuran artileri yang diderita daerah lain di Ukraina timur dan selatan.
Kementerian pertahanan Rusia bersikukuh bahwa "percikan di beberapa gudang amunisi " telah menyebabkan ledakan, dan awalnya mengatakan tidak ada yang terluka.
Menurut kementerian tersebut, tidak ada serangan yang terjadi, juga tidak ada peralatan penerbangan yang rusak.
Ketika ditanya apakah Ukraina bertanggung jawab atas ledakan itu, Mykhailo Podolyak, ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan kepada saluran televisi daring Dozhd, "Tentu saja tidak. Ini apa hubungannya dengan kami?"
Jika Ukraina mengakui telah menyerang wilayah yang dianggap Rusia sebagai miliknya, Moskow bisa menuduh Kiev telah bertindak melewati batas.
Podolyak mengatakan ledakan itu bisa jadi karena ketidakmampuan Rusia atau serangan partisan.
"Orang-orang yang hidup di bawah pendudukan memahami bahwa pendudukan akan segera berakhir," katanya.
Kantor berita Rusia mengutip sumber kementerian tanpa nama yang mengatakan "hanya faktor pelanggaran terhadap aturan keselamatan yang bisa dianggap sebagai alasan utama ledakan beberapa gudang amunisi di lapangan terbang Saky."
"Tidak ada tanda-tanda, bukti atau, bahkan sedikit fakta (untuk menunjukkan) akibat yang disengaja pada ledakan gudang amunisi itu," kata sumber itu.
Departemen kesehatan Krimea mengatakan satu warga sipil tewas dan delapan lainnya terluka.
Faktor Keamanan
Zelenskyy tidak secara khusus menyebutkan ledakan dalam pidato melalui video, tetapi mengatakan bahwa adalah benar banyak yang mempunyai perhatian khusus terhadap Krimea.
"Wilayah Laut Hitam tidak bisa aman jika Krimea diduduki," katanya ketika menegaskan kembali posisi Kiev bahwa Krimea harus dikembalikan ke Ukraina.
Kementerian Pertahanan Ukraina sebelumnya mengeluarkan peringatan sebagai tanggapan terhadap ledakan yang tidak dapat dijelaskan di wilayah Rusia, dengan mengatakan ledakan "sekali lagi menarik perhatian mengenai aturan keselamatan kebakaran".
Sergei Aksyonov, pejabat Rusia yang merupakan gubernur Krimea, mengatakan zona khusus lima kilometer telah didirikan di sekitar pangkalan udara, yang dekat dengan resor tepi laut Novofedorivka dan Saky.
Banyak video yang diambil dari pantai yang diunggah di media sosial menunjukkan gumpalan asap besar dari kejauhan.
Novofedorivka dan Saky terletak di sekitar 50 km utara Sevastopol, tempat pangkalan Armada Laut Hitam Rusia berada.
Pangkalan tersebut disewa Moskow dari Kiev selama beberapa dekade sebelum Rusia merebut dan mencaplok semenanjung itu dari Ukraina pada 2014, dalam sebuah aksi yang dikecam banyak negara.
Pada Juli tahun ini, seorang pejabat di Krimea menuduh Ukraina melukai lima orang dalam serangan pesawat tak berawak di Sevastopol. Kiev tidak mengomentari tuduhan itu.
Sumber: Reuters