Sevastopol, Ukraina (ANTARA) - Ledakan-ledakan baru dilaporkan berdentam di Semenanjung Krimea, wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia, pada Sabtu (20/8).
Sementara itu, sebuah peluru kendali Rusia dilaporkan menghantam sebuah daerah permukiman di Ukraina selatan, yang jaraknya tidak jauh dari pembangkit listrik tenaga nuklir, hingga melukai 12 warga sipil.
Serangan di pembangkit listrik tenaga nuklir Pivdennoukrainsk di Ukraina selatan serta gempuran baru dekat Zaporizhzhia, pembangkit serupa terbesar di Eropa, kembali memicu ketakutan akan kemungkinan kecelakaan nuklir, kata para pejabat Ukraina.
Sementara itu di Krimea, gubernur yang ditunjuk Rusia dan tidak diakui oleh negara-negara Barat, mengatakan sebuah gedung diserang pesawat nirawak (drone) dekat markas Armada Laut Hitam Rusia pada Sabtu pagi.
Krimea adalah wilayah Ukraina yang direbut oleh Rusia selama serangan ke Ukraina pada 2014.
"Sebuah drone terbang ke atap. Terbang rendah," kata gubernur itu, Mikhail Razvozhayev, di aplikasi perpesanan Telegram.
"Diturunkan pas di atas markas besar Armada. Jatuh di atap dan terbakar. Serangan yang gagal," katanya.
Razvozhayev mengeluarkan pernyataan baru di Telegram pada petang hari.
Ia mengatakan sistem antipesawat di wilayah itu telah kembali dioperasikan.
Ia juga meminta para warga untuk berhenti merekam video dan menyebarkan foto-foto soal bagaimana sistem tersebut bekerja.
Media Ukraina melaporkan bahwa serangkaian ledakan bermunculan di kota-kota sekitar, termasuk kota rekreasi Yevpatoriya, Olenivka, dan Zaozyornoye.
Pekan lalu, sejumlah ledakan dan tembakan muncul di Krimea, termasuk ledakan di sebuah pangkalan udara Rusia yang tampaknya menghancurkan banyak pesawat, menurut foto-foto satelit.
Belum ada komentar dari para pejabat Ukraina. Para pengamat mengatakan serangan-serangan itu bisa terjadi karena penggunaan peralatan baru oleh tentara Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengeluarkan pernyataan melalui pidato harian, dengan secara tidak langsung mengacu pada berbagai kejadian di Krimea.
Ia mengatakan antisipasi dilakukan di semenanjung tersebut menjelang peringatan 31 tahun kemerdekaan Ukraina --dari kekuasaan Soviet-- pekan depan.
Sumber: Reuters