Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong para pelaku UMKM untuk mengembangkan pemasaran produk kreatif dengan sistem digital..
"Manfaatkan teknologi dalam memasarkan produk, itu tentu biaya pemasarannya lebih murah dan jangkauan pasar lebih luas," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM) Bangka Tengah, Ali Imron di Koba, Jumat.
Ia menjelaskan, perputaran uang lebih kencang jika pemasaran berbasis digital dibanding pemasaran produk kreatif yang hanya digelar di toko/lapak atau menitipkan di sejumlah mini market.
"Namun demikian pemasaran yang hanya digelar di toko tidak mesti ditinggalkan, karena itu juga penting buat konsumen lokal dan daya tarik wisatawan," katanya.
Apalagi kata dia produk kreatif yang dihasilkan para pelaku UMKM sangat mendukung sektor kepariwisataan, seperti contohnya suvenir, makanan khas daerah (jadi oleh-oleh wisatawan) dan produk fesyen.
Ali Imron mencontohkan di Desa Kurau Barat terdapat sebanyak 37 UMKM yang memproduksi produk makanan ringan jenis getas.
Produk getas yang dikembangkan para pelaku usaha di Desa Kurau Barat merupakan produk makanan ringan jenis kerupuk yang berbahan baku dari ikan, dimana sering dijadikan produk oleh-oleh.
Bahkan kata dia, pemerintah daerah menempatkan satu penyuluh khusus untuk mendampingi 37 pelaku usaha tersebut.
Berdasarkan data dari Disperindagkop dan UMKM Bangka Tengah, sebanyak 37 usaha getas di Kurau Barat itu mampu menyerap sebanyak 277 tenaga kerja yang rata-rata adalah kalangan ibu rumah tangga.
"Dari Januari hingga Juli 2022, pendapatan kotor dari 37 usaha getas itu mencapai Rp1 miliar lebih," kata Ali Imron.
Kasmin, seorang pelaku usaha getas Desa Kurau Barat mengatakan dukungan pemerintah cukup tinggi terhadap usaha yang digelutinya.
"Bahkan bantuan terus digulirkan kepada pelaku usaha getas, namun kendala kami saat ini adalah kondisi harga minyak goreng yang masih tinggi dan ketersediaan air bersih," katanya.