"Program gerakan satu rumah satu jumantik juga penguatan dari kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," kata Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah, dr Anas Maarif di Koba, Sabtu.
Anas mengatakan hal itu menyikapi bertambahnya jumlah penderita DBD, yang hingga sekarang tercatat 195 kasus atau bertambah 92 kasus dari data Mei 2022 baru sebanyak 103 kasus.
"Dari angka 195 kasus itu, tercatat sebanyak enam orang dinyatakan meninggal dunia karena terlambat dilakukan pertolongan medis," ujarnya.
Pihkanya terus menggencarkan kegiatan 3M Plus di masyarakat, sehingga dapat terwujud individu dan masyarakat yang mandiri dalam mencegah dan melindungi diri dari penularan DBD.
"Kita juga mengharapkan permasalahan pencegahan dan pengendalian DBD bisa diatasi dengan melakukan koordinasi dan integrasi berbagai kegiatan program serta peningkatan kerja sama lintas sektor," ujarnya.
Peningkatan pemberdayaan dan peran serta masyarakat, kata dia, masih menjadi strategi kita dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah mendata terdapat tiga kecamatan yang menjadi wilayah dengan kasus tertinggi DBD, yaitu Pangkalanbaru, Lubuk Besar, dan Sungaiselan.
"Kasus DBD ini memang sering terjadi di kawasan padat penduduk," katanya.