Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden berjanji menyediakan lebih banyak senjata, termasuk sistem pertahanan udara canggih, untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari serangan Rusia.
"Presiden Biden berjanji untuk terus memberikan dukungan yang dibutuhkan Ukraina untuk mempertahankan diri, termasuk sistem pertahanan udara canggih," kata Gedung Putih dalam pernyataan, menyusul serangan luas Rusia ke sejumlah wilayah Ukraina pada Senin (10/10).
Dalam percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Biden mengecam serangan rudal Rusia di seluruh Ukraina, termasuk di Ibu Kota Kiev.
Biden juga menyampaikan belasungkawa kepada orang-orang terkasih dari mereka yang tewas dan terluka dalam serangan yang disebutnya tidak masuk akal itu.
Dia juga menggarisbawahi hubungannya yang berkelanjutan dengan para sekutu dan mitra untuk terus menekan Rusia, meminta pertanggungjawaban Rusia atas kejahatan dan kekejaman perangnya, dan memberi Ukraina bantuan keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan, kata Gedung Putih.
Zelenskyy secara terpisah mengatakan sistem anti serangan udara adalah prioritas nomor satu Ukraina dalam kerja sama pertahanan dengan AS.
Baca juga: Rusia larang transportasi "negara tak bersahabat" lintasi wilayahnya
Baca juga: Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev jadi buronan Ukraina
"Kami juga membutuhkan kepemimpinan AS dengan sikap keras G7 dan dengan dukungan untuk resolusi kami di Majelis Umum PBB," kata dia di Twitter.
Korban jiwa akibat serangan Rusia di Ukraina pada Senin bertambah menjadi 11 orang dengan puluhan lainnya terluka. Pihak berwenang mengumumkan sekitar 64 orang terluka selama serangan itu, menurut Layanan Darurat Negara Ukraina.
"Jika kita berbicara tentang seluruh Ukraina, maka, selain Kiev, serangan juga tercatat di 14 wilayah lain di negara bagian itu," kata juru bicara Kepolisian Nasional Ukraina Mariana Reva.
Dalam pesan video yang dirilis di Telegram, Zelenskyy mengatakan fasilitas energi Ukraina dan warganya adalah dua target utama Rusia. Dia kembali menyerukan agar warga Ukraina tetap tinggal di tempat-tempat penampungan.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan serangan Rusia merusak total 11 infrastruktur penting di delapan wilayah Ukraina, menurut laporan Kyiv Independent.
"Tujuan utama para penjahat perang ini adalah untuk menabur kepanikan, untuk menakut-nakuti, dan untuk meninggalkan Ukraina tanpa lampu dan pemanas," ujar Shmyhal.
Beberapa ledakan dilaporkan di kota-kota Ukraina, yaitu Odesa, Zhytomyr, Khmelnytsky, Dnipro, Lviv, Ternopil, dan Kiev, sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh intelijen Ukraina melakukan apa yang disebutnya serangan teroris di Jembatan Kerch.
Jembatan itu menghubungkan Rusia ke Krimea.
Rusia secara ilegal menduduki Semenanjung Krimea di Ukraina sejak 2014, dan Putin membuka jembatan itu pada 2018 sebagai simbol penguasaan Rusia di wilayah tersebut.
Serangan Rusia juga merusak Gedung Philharmonic di Kiev, museum Hanenko dan Shevchenko, serta Taman Shevchenko.
"Satu-satunya taktik Putin adalah teror di kota-kota Ukraina yang damai, tetapi dia tidak akan menghancurkan Ukraina," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.
Baca juga: Presiden Rusia: Gempuran massal di Ukraina balasan serangan jembatan Kerch
Baca juga: Rusia sebut serangannya mengenai semua target di Ukraina
Berita Terkait
Rusia tawari Ukraina bertukar 630 tahanan perang
28 November 2024 10:42
Rusia luncurkan rudal balistik, NATO tegaskan dukungan bagi Ukraina
27 November 2024 12:19
Pasukan Korut menyamar sebagai penduduk Rusia untuk lawan Ukraina
25 November 2024 12:12
Zelenskyy optimistis perang Ukraina akan berakhir pada 2025
24 November 2024 13:06
Amerika Serikat akan izinkan Ukraina gunakan ranjau penghambat pergerakan Rusia
21 November 2024 18:31
Rupiah melemah di tengah memanasnya konflik Ukraina dan Rusia
21 November 2024 10:21
Penggunaan rudal barat oleh Ukraina bisa picu Rusia gunakan nuklir
20 November 2024 10:51
Biden izinkan Ukraina gunakan rudal jarak jauh AS gempur Rusia
18 November 2024 09:38