Jakarta (Antara Babel) - Mantan Wakil Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar
mengatakan warga Indonesia yang menjadi ISIS tercatat paling sedikit
dibanding negara lain, meski penduduk muslim Indonesia paling banyak di
dunia.
"Itu tidak lepas dari keberadaan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme) dan FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme ) yang
tidak pernah lelah menjalankan program pencegahan terorisme," katanya
dalam keterangan persnya, Sabtu.
Menurut Nasaruddin, fakta itu
terungkap ketika ia diundang mengikuti World Summit di Gedung Putih dan
mendapat kesempatan berbicara setelah Presiden Barack Obama.
"Karena fakta itu, banyak negara-negara Islam datang untuk belajar
bagaimana hidup damai seperti di Indonesia," kata Guru Besar Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, itu.
Saat mengikuti acara di Liberia, Afrika, Nasaruddin mendengarkan
khutbah berbahasa Inggris di mana khatib menyatakan bangga memiliki
saudara seperti Indonesia yang bisa mengekspor pesawat dan bisa hidup
berdampingan dengan berbagai suku bangsa serta agama.
"Fakta inilah yang seharusnya membuat bangsa Indonesia bangga. Saat
orang-orang luar negeri melihat Indonesia, mereka pasti menjadi tahu apa
sebenarnya Islam Indonesia itu," kata dia.
Intinya, lanjut Nasaruddin, Islam Indonesia tidak identik dengan
terorisme karena Islam Indonesia adalah Islam rahmatan lil alamin, Islam
yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
"Tanpa embel-embel negara Islam, banyak yang kagum dengan Pancasila.
Kita perlu belajar dari Piagam Hudaibiyah dan Piagam Jakarta. Ternyata
Islam yang damai ya Islam yang diajarkan founding fathers kita, Soekarno dan Hatta," kata Nasaruddin.
Mengutip kitab suci Al Quran, Nasaruddin mengatakan bahwa
pertumpahan darah tidak akan berakhir selama manusia itu ada. Yang bisa
dilakukan adalah memperkecil kemungkinan terjadinya pertumpahan darah
tersebut.
"Mustahil manusia bisa kompak bersatu seperti yang diimajinasikan.
Kini tugas kita adalah melatih hidup di tengah perbedaan, bukan
menyatukan perbedaan itu, demi untuk menciptakan perdamaian untuk
meminimalisir aksi kekerasan ataupun terorisme," katanya.
Alasan Pengikut ISIS Asal Indonesia Paling Sedikit
Sabtu, 19 Desember 2015 22:35 WIB