Kiev (ANTARA) - Kremlin menegaskan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina masih dan akan tetap dikendalikan oleh Rusia, menyusul pernyataan seorang pejabat Ukraina bahwa pasukan Rusia bersiap meninggalkan objek vital tersebut.
"Tidak perlu mencari tanda-tanda yang tidak ada dan tidak bisa," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada Senin.
Sebelumnya pada Minggu (27/11), kepala perusahaan energi nuklir milik negara Ukraina mengatakan ada tanda-tanda bahwa pasukan Rusia mungkin bersiap untuk meninggalkan PLTN di Eropa itu, yang mereka rebut pada Maret tak lama setelah menginvasi Ukraina.
Rusia dan Ukraina, yang sama-sama mengalami kecelakaan nuklir terburuk di dunia di Chernobyl pada 1986, saling menuduh pihak lain menembaki kompleks yang memiliki enam reaktor nuklir itu.
Kedua pihak telah memperingatkan bahaya bencana nuklir. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang bekerja di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ingin membuat zona perlindungan di sekitar pembangkit tersebut.
Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan pada Minggu malam bahwa dia yakin pasukan Rusia akan meninggalkan PLTN itu, di mana staf Ukraina masih bekerja.
"Garis pertahanan mulai mundur ke perbatasan Federasi Rusia," kata Podolyak kepada televisi Ukraina.
Dia mengatakan bahwa Ukraina akan mengambil kembali pembangkit itu.
Militer Ukraina mengatakan pekan lalu bahwa sekitar 30 prajurit Rusia terluka di dekat Enerhodar, kota yang paling dekat dengan PLTN Zaporizhzhia.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil langka pada September untuk mencaplok beberapa wilayah Ukraina, yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, yang sebagian dikendalikan oleh pasukan Rusia.
Ukraina dan sekutu Barat mengutuk langkah itu sebagai tindakan ilegal.
Sumber: Reuters