Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong warga untuk mengembangkan pertanian keluarga dengan memanfaatkan lahan kosong di perkarangan rumah.
"Setiap keluarga kita dorong mampu memanfaatkan perkarangan rumah untuk ditanami tanaman hortikultura," kata Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman di Koba, Minggu.
Ia menjelaskan, pertanian keluarga (family farming) akan menjadi bagian dari kekuatan pangan jika benar-benar tekun dikembangkan.
"Justeru itu, saya minta setiap keluarga memiliki lahan perkebunan hortikultura yang ditanami beragam komoditas untuk konsumsi pribadi," katanya.
Ia juga mengatakan, jika setiap bubung rumah mampu mengembangkan beragam komoditas hortikultura, maka dapat membantu daerah dalam menekan inflasi.
"Terutama tanaman cabai merah dan bawang merah yang bisa memicu inflasi karena produksi dalam daerah belum mencukupi," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Bangka Tengah Sajidin mengatakan program pertanian keluarga sangat efektif dalam membantu memenuhi kebutuhan pokok keluarga dan bisa juga membantu menekan inflasi.
"Pertanian keluarga juga untuk menopang ketahanan pangan keluarga, jika rata-rata keluarga bertanam hortikultura maka ekonomi menjadi tangguh," ujarnya.
Ia menjelaskan keberadaan pertanian keluarga secara umum adalah untuk meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan keluarga petani yang sesuai dengan kebutuhan gizi seimbang.
"Selain itu juga untuk mengentaskan wilayah rentan rawan pangan, menguatkan wilayah tahan pangan, meningkatkan pendapatan keluarga petani," jelasnya.
Pihaknya juga sudah menyediakan lahan seluas 50 hektare untuk tanaman cabai merah sebagai bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor hortikultura sebagai sumber ekonomi warga.
"Ini juga sebagai realisasi setelah Pemprov Babel menetapkan Kabupaten Bangka Tengah sebagai sentra tanaman hortikultura di Babel," kata Sajidin.