Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo meminta setiap orang tua untuk tidak coba-coba memberikan makanan asing seperti kopi pada balita karena dampak buruknya.
“Menurut saya memberikan teh atau kopi pada balita merupakan kekonyolan tersendiri. Anak bukan untuk uji coba. Jangan pernah coba-coba pada anak, hamil juga jangan coba-coba,” kata Hasto Wardoyo saat ditemui ANTARA di Jakarta, Rabu.
Hasto menekankan kopi mengandung kafein yang dapat mencegah orang dewasa untuk tidak mengantuk. Sementara minuman manis lain seperti teh, cenderung mengandung banyak zat teofilin.
"Bila diberikan pada balita dan bayi, kandungan tersebut dapat betul-betul berbahaya karena memiliki efek yang mengganggu penyerapan mikronutrien, zat besi hingga vitamin dari tiap makanan yang dikonsumsi oleh anak. Terlebih adanya rasa manis dikhawatirkan membuat anak menjadi kecanduan," katanya.
Hasto mengingatkan balita bukan objek untuk melakukan uji coba saat orang tua baru mempelajari sesuatu seperti pemberian asupan gizi anak yang baik.
Ia juga meminta pada setiap pihak yang bukan seorang ahli di bidangnya untuk berhenti memberikan contoh atau edukasi yang menyesatkan melalui platform media sosial.
Dirinya menilai selama sebuah hal belum mempunyai rekomendasi dari ahlinya dan tidak ada bukti nyata, hal tersebut tidak bisa dibuktikan kebenarannya dan tidak baik untuk diberikan dalam pengasuhan.
“Harus dengan ilmu dan bagi yang bukan ahlinya tolong jangan ngarang menyebarkan edukasi yang salah. Kami yang ahli saja suka tidak berani berbicara,” katanya.
Guna mencegah hoaks terkait gizi anak semakin marak, salah satu upaya yang dibangun BKKBN adalah membuat Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat). Tujuannya untuk mengurangi konsumsi makanan siap saji dan menggencarkan edukasi mencegah stunting dengan mengolah produk lokal menjadi menu sehat.
Misalnya dalam mengolah daun kelor, Dashat memperlihatkan pengolahannya yang baik dengan hanya memanfaatkan daunnya. Bisa pula pengolahan tekstur makanan berdasarkan usia anak di rumah.
“Satu sebagai edukasi, kedua sebagai memenuhi kebutuhan konsumsi dalam arti ketika dia mengalokasikan anggaran desanya untuk stunting kemudian desa memberikan produk lokalnya untuk dimasak supaya bisa dilihat dan dibagikan ke masyarakat,” ujarnya.
“Jadi Dashat berguna untuk edukasi dan pemenuhan kebutuhan konsumsi dari program yang ada,” kata Hasto.
Sebelumnya melalui aplikasi tiktok, terdapat video seorang bayi yang diberikan kopi susu sachet oleh ibunya. Sang ibu beranggapan jika kopi susu mempunyai kandungan susu sebenarnya, dibandingkan dengan kental manis.
Berita Terkait
BKKBN imbau suami-istri kesampingkan ego hadapi perbedaan politik
27 November 2024 13:52
BKKBN paparkan 5 pasti & 5 standar baru Audit Kasus Stunting 2024
20 November 2024 14:10
Kemendukbangga dan Kemensos Sepakat Bersinergi Program dan Mewujudkan Satu Data
6 November 2024 21:32
BKKBN Bangka Belitung pantau petugas percepatan penurunan stunting di Belitung
30 Oktober 2024 19:52
Perkuat koordinasi, BKKBN Babel monev PPS di Belitung
29 Oktober 2024 21:22
BKKBN pantau penanganan stunting di Bangka Barat
22 Oktober 2024 23:23
BKKBN Babel gandeng kampus dampingi penanganan stunting Bangka Barat
22 Oktober 2024 23:10