Moskow (ANTARA) - Anggota parlemen Rusia akan mengimbau parlemen Eropa untuk mengutuk pembakaran salinan Al Quran, kata ketua majelis tinggi parlemen Rusia pada Rabu.
"Atas nama Dewan Federasi (Rusia) mengajukan banding ke parlemen Eropa untuk kecaman serius atas manifestasi semacam itu dan proposal untuk mengambil semua tindakan untuk mencegah tindakan penistaan seperti itu," kata Ketua Dewan Federasi Valentina Matvienko dalam sesi pleno di Moskow.
Dia menginstruksikan komite urusan luar negeri dan undang-undang parlementer untuk menyiapkan pernyataan yang relevan, dan mengirimkannya atas nama Dewan Federasi Rusia.
“Ini penistaan, ini kejahatan, ini menghasut kebencian nasional. Orang-orang melanggar apa yang suci bagi umat Islam,” ujar Matvienko menegaskan.
Menurut dia, semua kekuatan di dunia dengan suara bulat tidak hanya mengutuk tetapi menuntut diakhirinya tindakan seperti itu.
Matvienko juga mengutuk pembakaran salinan Al Quran di depan Kedutaan Besar Rusia di Denmark dan ancaman terhadap pemimpin wilayah Chechnya Ramzan Kadyrov.
Dia mengatakan duta besar negara yang mengizinkan tindakan seperti itu harus dipanggil dan mengajukan protes.
Pekan lalu, ekstremis Denmark-Swedia Rasmus Paludan dan Edwin Wagensveld, seorang politikus sayap kanan Belanda sekaligus pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, secara terpisah membakar salinan Al Quran di Swedia, Belanda, dan Denmark.
Sumber: Anadolu
Berita Terkait
Akhir Perang Ukraina dalam kendali Donald Trump
14 Desember 2024 18:23
Trump kecam Ukraina karena serang Rusia dengan rudal jarak jauh AS
13 Desember 2024 12:13
Rusia serukan pertemuan darurat DK PBB terkait Suriah
9 Desember 2024 11:35
Rusia tawari Ukraina bertukar 630 tahanan perang
28 November 2024 10:42
Rusia luncurkan rudal balistik, NATO tegaskan dukungan bagi Ukraina
27 November 2024 12:19
Pasukan Korut menyamar sebagai penduduk Rusia untuk lawan Ukraina
25 November 2024 12:12
Zelenskyy optimistis perang Ukraina akan berakhir pada 2025
24 November 2024 13:06
Amerika Serikat akan izinkan Ukraina gunakan ranjau penghambat pergerakan Rusia
21 November 2024 18:31