Pangkal Pinang (ANTARA) - Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin menyoroti angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi pada 2022 hanya 14,85 atau turun dibandingkan tahun sebelumnya 15,23, karena minat lulusan SMA/SMK untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang rendah.
"Penurunan APK ini menunjukan hal yang tidak baik untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat," kata Ridwan Djamaluddin di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan data Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung dari 100 persen lulusan SMA dan SMK hanya sekitar 40 persen yang melanjutkan ke perguruan tinggi, dengan jumlah total lulusan 17.512 orang dan 11.257 orang lulusan tidak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
"Jadi sekitar 60 persen tidak melanjutkan pendidikan dan memilih untuk mencari kerja," katanya.
Ia menambahkan jika disandingkan dengan angka dari BPS ada beberapa alasan menyebabkan turunnya APK perguruan tinggi di Babel. Diantaranya ingin bekerja atau mencari nafkah, merasa pendidikan cukup, menikah, tidak ada biaya sekolah, dan lainnya.
"Jangan sampai hal ini dianggap bukan masalah karena apapun SDM adalah sumber paling penting untuk membangun masyarakat," katanya.
Oleh karena itu, Pemprov Kepulauan Babel akan mencari akar masalah APK perguruan tinggi yang kembali menurun.
"Kami akan segera mengirimkan surat kepada Kemendikbudristek terkait moratorium program studi sosial," katanya.
Selain itu, pemprov mendorong penambahan Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi pelajar yang ingin berkuliah di perguruan tinggi swasta, serta melakukan kampanye dengan mengubah pola pikir atau mindset, kenapa harus melanjutkan ke perguruan tinggi, katanya.
"Pemprov akan berkampanye bersama pemkab dan pemkot ke desa-desa dan ke kampung-kampung serta menunjuk duta pendidikan untuk meningkatkan APK perguruan tinggi ini," katanya.**3**.
Pj Gubernur Babel soroti angka APK perguruan tinggi turun
Selasa, 14 Februari 2023 15:59 WIB