Belitung (ANTARA) - Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat sebanyak 33 kasus baru infeksi HIV/AIDS di daerah itu sepanjang tahun 2022.
Sekretaris KPA Belitung Robi di Tanjung Pandan, Sabtu, mengatakan jumlah 33 kasus infeksi baru HIV/AIDS tersebut meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya 25 kasus.
"Kesimpulannya infeksi kasus baru HIV/AIDS di Belitung sepanjang 2022 tercatat mengalami kenaikan," katanya.
Ia mengatakan dari 33 kasus tersebut sebanyak 30 kasus ditemukan berasal dari dalam daerah dan tiga kasus berasal dari luar daerah.
Robi menyebut dalam kurun waktu Januari sampai Februari 2023 telah ditemukan tujuh kasus infeksi baru HIV/AIDS di daerah itu.
Dengan demikian, mulai tahun 2009 hingga 2022 KPA Belitung mencatat sebanyak 332 orang terinfeksi HIV/AIDS di Belitung.
"Hal ini menandakan bahwa ada kenaikan jumlah kasus infeksi baru HIV/AIDS di Belitung," ujarnya.
Ia menambahkan, selain itu, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan HIV/AIDS di daerah itu semakin meningkat terutama dari kelompok berisiko.
"Masyarakat dari kelompok beresiko saat ini sudah memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri,," katanya.
Dia mengatakan KPA Belitung terus melakukan upaya promotif guna mencegah infeksi baru HIV/AIDS di daerah itu.
Kegiatan tersebut berupa pelayanan kesehatan yang bersifat promosi kesehatan dan pelayanan preventif (pencegahan).
"Kami terus melakukan penyuluhan ke populasi kunci yakni Lelaki Suka Lelaki (LSL), waria, warga binaan, panti pijat, THM dan lainnya," ujar dia.
KPA Belitung mencatat sampai Januari 2023 sebanyak 123 orang minum obat ARV (antiretroviral) guna mengendalikan infeksi HIV di tubuh mereka agar bisa hidup layak seperti orang biasa.
Robi memaparkan, identitas orang dengan HIV/AIDS (ODHA) saat ini masih dirahasiakan keberadaan.
Hal ini dikarenakan masyarakat masih belum bisa menerima sepenuhnya dan menjadi stigma negatif.
Padahal penularan HIV/AIDS tidak mudah seperti transmisi virus COVID-19.
"Hal itu yang kami edukasi kepada masyarakat jauhi penyakitnya bukan orangnya untuk menghilangkan diskriminasi tersebut," katanya.
Ia berharap, masyarakat dapat mencegah penularan HIV/AIDS dengan tidak melakukan seks bebas, bersikap saling setia dengan pasangan yang halal, menggunakan alat kontrasepsi bagi yang beresiko, serta menghindari pemakaian narkotika suntik secara bergantian.
"Kami mengajak masyarakat menjadi bagian dari penekanan angka penderita HIV/AIDS . Ayo kita gaung kan strategi Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan (STOP)," ujarnya.