Muntok (Antara Babel) - Seorang Pamong Budaya Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan apresiasi positif kepada para pegiat seni yang mendedikasikan diri untuk melestarikan musik dambus di Muntok.
"Kami menemukan beberapa pegiat seni yang bersungguh-sungguh dalam pelestarian musik dambus. Kami berharap mereka tetap konsisten dan terus berkarya agar musik tradisional itu bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya," kata Pamong Budaya Kabupaten Bangka Barat, Anung Yunianta di Muntok, Senin.
Ia mengatakan, saat ini ada beberapa orang yang secara sungguh-sungguh menggeluti seni musik dambus, bahkan beberapa di antaranya menjadikan dambus sebagai profesi untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Menurut dia, pegiat musik dambus kreasi dari Muntok, Effendi, yang setiap hari berusaha mempopulerkan seni dambus dari rumah ke rumah patut mendapatkan apresiasi sebagai seorang pelestari budaya lokal.
"Masyarakat mungkin melihatnya hanya seorang pengamen, namun jika ditelusuri lebih jauh, Effendi merupakan pelestari musik dambus yang ingin mengenalkan kembali musik dambus Muntok yang dikemas dan disesuaikan dengan lagu-lagu populer," kata dia.
Meskipun ada beberapa orang yang tidak setuju dan bahkan menolak aliran musik dambus yang diusung Effendi, namun kata dia, semangat pelestarian yang dilakukannya patut mendapatkan acungan jempol.
"Pelestarian seni dan budaya tidak hanya di kisaran tradisi dan orisinalitas saja, kreasi juga merupakan salah satu cara melestarikan dan Effendi secara konsisten dalam beberapa tahun memilih jalur sesuai aliran kesenangannya," kata dia.
Di Yogyakarta, musisi jalanan legendaris, Sujud Sutrisno, dinilai berhasil ikut mempopulerkan sekaligus melestarikan alat musik gendang yang setiap hari dimainkannya dari rumah ke rumah. Berkat dedikasinya, Sujud mendapatkan sejumlah penghargaan dan kesempatan tampil di berbagai kegiatan seni dan budaya nasional dan internasional.
"Semangat Effendi dengan alat musik dambus yang dimainkannya dari rumah ke rumah selama lebih dari enam tahun terakhir, patut mendapatkan apresiasi dan dukungan agar dambus bisa bertahan di tengah derasnya serbuan musik modern," katanya.