Toboali, Babel (ANTARA) - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berupaya mengantisipasi penyakit blas yang sering menyerang tanaman padi.
"Penyakit blas ini biasanya sering muncul saat padi sudah memasuki masa panen yang membuat petani kuatir karena bisa terancam gagal panen," kata Kepala DPPP Bangka Selatan Risvandika di Toboali, Sabtu.
Ia menjelaskan penyakit blas itu dalam dunia pertanian sering disebut dengan penyakit bercak daun pada tanaman padi yang disebabkan oleh cendawan pyricularia grisea atau dikenal juga dengan nama pricularia oryzae.
Selain daun penyakit ini juga menyerang pelepah, batang dan bulir padi dan penyakit blas banyak menyerang tanaman padi darat (gogo), namun kini penyakit blas juga menyerang tanaman padi sawah.
"Penyakit blas ini sangat ditakuti para petani karena membuat padi bisa gagal panen, sehingga petani bisa merugi," ujarnya.
Pihaknya beberapa waktu lalu sudah menyelenggarakan sekolah pembuatan racun organik untuk menanggulangi penyakit blas tersebut.
"Kita tentu berharap dengan kegiatan sekolah pembuatan racun organik yang diikuti sekitar 40 petani itu diterapkan ilmunya dalam mencegah penyakit blas," ujarnya.
Seorang petani sawah Desa Rias, Tatok (53) mengatakan bagi petani setempat penyakit blas atau biasa mereka sebut penyakit potong leher, sudah menjadi momok saat padi memasuki masa panen.
"Terkadang kami pakai racun jenis insektisida untuk mencegahnya agar tidak meluas," ujarnya.
Menurut Tatok, jika tidak terserang hama maupun penyakit dalam satu petak sawah bisa menghasilkan sekitar 30 karung.
"Biasanya 30 karung, karena terkena hama penyakit bisa jadi cuma 10 karung bahkan bisa hanya tujuh karung," ujarnya.
Selain penyakit blas, kata dia terkadang penyakit lainnya seperti sundeb juga menyerang padi mereka.
"Memang sudah setiap mau panen padi selalu terserang penyakit, bahkan ada beberapa petani lain gagal panen total karena padi terserang banyak penyakit," katanya.