Jakarta (ANTARA) -
Dalam video berdurasi 8 menit 3 detik itu, yang diakses di Jakarta, Kamis, beberapa potongan video prajurit TNI dan Panglima TNI diedit menjadi latar narasi yang mendukung Anies Baswedan maju sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Pusat Penerangan TNI Kolonel Sus Aidil saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, menegaskan bahwa TNI netral dan tidak mendukung calon/kandidat mana pun dalam pemilihan umum sehingga isi video itu yang menunjukkan seolah-olah TNI mendukung salah satu bakal calon presiden merupakan kabar bohong.
Beberapa poin klarifikasi dari Puspen TNI terhadap isi video itu, yaitu Puspen TNI memastikan video "di pimpin langsung Panglima Yudo Margono!! ribuan TNI resmi deklarasikan Anies presiden 2024" adalah tidak benar atau hoaks.
Judul video itu per Kamis diubah menjadi "dukungan untuk anies membeludak", tetapi potongan-potongan video prajurit TNI dan Laksamana Yudo masih digunakan sebagai latar narasi.
"Video tersebut menggabungkan tiga peristiwa di tempat dan waktu yang berbeda, yaitu kegiatan Laksamana Yudo Margono beserta prajurit TNI Angkatan Laut dari Korps Marinir di JICT Tanjung Priok, video prajurit TNI Angkatan Darat, serta video kegiatan Anies Baswedan di Kopassus," kata Kolonel Aidil sebagaimana dikutip dari siaran tertulis Puspen TNI.
Tiga kegiatan itu, yaitu aktivitas olahraga Anies Baswedan bersama Kopassus berlangsung pada tanggal 9 November 2019 saat Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Berikutnya potongan video Laksamana Yudo itu saat dia memberi arahan saat apel gelar pasukan di JICT Tanjung Priok, Jakarta, pada tanggal 23 November 2020.
Dalam video itu, Laksamana Yudo mengenakan seragam dan baret dengan emblem TNI AL sehingga Puspen TNI memastikan video itu direkam saat Yudo masih menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut.
Terakhir, video yang menampilkan seorang prajurit TNI AD juga merupakan kabar bohong. Dalam video itu, prajurit tersebut seolah-olah menyampaikan narasi yang mendukung Anies.
Namun, kalimat-kalimat yang diucapkan oleh prajurit TNI AD itu merupakan hasil voice over atau bukan dari suara asli.
Oleh karena itu, TNI meminta Menara Istana sebagai pemilik akun YouTube yang menyebarkan hoaks itu segera menghapus unggahan tersebut, menjelaskan informasi yang benar dan memohon maaf kepada publik serta TNI.
TNI juga mengimbau masyarakat lebih jeli dan berhati-hati dalam menerima informasi yang beredar di seluruh kanal media, termasuk di media sosial.
Berita Terkait
Cek fakta, Prabowo perintahkan jatuhi hukuman mati pada AKP Dadang Iskandar
1 Desember 2024 09:33
Cek fakta, Pilkada Jakarta resmi berlangsung dua putaran
30 November 2024 18:02
Cek fakta, Kementan akan impor 1,8 ton susu dari Vietnam
28 November 2024 14:40
Lawan hoaks pilkada, kegiatan cek fakta terbesar digelar di Indonesia
27 November 2024 13:54
Hoaks, mata uang BRICS memiliki nilai tukar sebesar Rp3.660
26 November 2024 22:39
Cek fakta, Presiden Prabowo akan blokir TikTok Shop
26 November 2024 10:03
Hoaks! Tautan lowongan kerja pendamping lokal desa
23 November 2024 10:34