Jakarta (ANTARA) - Para imam masjid asal Indonesia yang bertugas di Uni Emirat Arab (UEA) mendapat apresiasi dari masyarakat di sana karena keramahan dan perangai yang baik, disamping fasih dan memiliki suara merdu.
"Saya lihat pakai mata saya sendiri, orang Indonesia itu ramah-ramah dan baik akhlaknya," ujar Kepala Otoritas Umum untuk Urusan Islam dan Wakaf atau Awqaf UEA Moh. Matar Alkaabi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Pernyataan Matar tersebut disampaikan saat bertemu Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin di Abu Dhabi beberapa waktu lalu.
Para imam masjid yang bertugas di UEA tersebut merupakan hasil seleksi yang dilakukan Kemenag. Mereka ditempatkan di masjid-masjid di UEA berdasarkan permintaan otoritas setempat.
Saat ini Kemenag juga tengah menyeleksi calon imam masjid angkatan keenam untuk dikirim kembali ke UEA.
Dari 518 pendaftar, lolos administrasi 364 peserta. Lalu setelah melalui tes CAT dan wawancara virtual, terpilih 115 peserta yang kemudian akan diwawancara langsung tiga syeikh dari UEA.
Dari proses itu, diharapkan terpilih banyak imam, untuk menyusul 70 imam yang kini telah berada di UEA.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan program kerja sama RI-UEA ini menargetkan total 200 imam hingga 2024. Imam Indonesia yang diberangkatkan merupakan duta-duta bangsa yang membawa budaya Nusantara dan paham Islam wasathiyah.
Mengingat keberhasilan pengiriman imam masjid ke UEA, Kemenag mencetuskan sertifikasi imam masjid di Indonesia. Dengan sertifikasi, imam-imam terbaik akan mengisi dan menghidupkan masjid-masjid di Tanah Air yang jumlahnya mencapai 800 ribu.
"Jika kita bisa menyeleksi dan mengirimkan imam terbaik ke UEA, kenapa tidak kita juga memperbaiki kualitas imam di masjid-masjid Indonesia. Ke depan imam masjid di Indonesia hafalannya baik, suaranya merdu, terampil mengembangkan masjid, dan sebagainya," kata Kamaruddin.
Di samping itu Kemenag juga sedang mengkaji masalah honorarium imam masjid. Langkah tersebut dilakukan demi menyejahterakan imam-imam masjid di Indonesia.
"Kami sedang menyusun regulasi terkait honorarium imam. Kita harus melayakkan dan mensejahterakan imam-imam di masjid kita. Mudah-mudahan draf regulasi segera mendapat persetujuan pihak terkait," ujarnya.