Jakarta (ANTARA) - Judo tunanetra atau blind judo Indonesia menyapu bersih medali emas pada lima kelas yang dipertandingkan pada hari pertama ASEAN Para Games (APG) 2023 di Youth Federation Hall, Minggu.
“Bersyukur target kami hari ini meleset. Tapi melesetnya ke atas, karena kami total meraih tujuh medali yakni lima emas, 2 perak (dari lima nomor yang dipertandingkan),” kata pelatih kepala judo tunanetra Indonesia Imam Kuncoro dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.
Medali emas dipersembahkan Junaedi J1/-60 kg, Rizal Saepul Azis (J1/-73 kg), Marialam Sihotang (mix combine -57 kg), Gus Irvan Madum Ibrahim (J2/-90 kg), dan Novia Larassati (J1/-48 kg).
Sementara dua perak disumbangkan Nurul Fadilah (mix combine -57 kg), dan Elda Fahmi Nur Taufik (J2/-90 kg).
“Dua medali emas didapat dari dua atlet yang baru saja bergabung ke pelatnas atas nama Rizal Saepul Azis dan Gus Irvan Madum Ibrahim. Keduanya tampil bagus dan mengejutkan dengan meraih emas,” ujar Imam menambahkan.
APG 2023 di Kamboja, lanjut Imam, akan menjadi pembuktian atlet judo tunanetra bukan jago kandang setelah ketika menjadi tuan rumah pada APG 2022 meraih medali terbanyak dengan sembilan emas, lima perak, dan tiga perunggu.
“Kami memprediksi di Kamboja ini adalah pesta atlet kita, karena persiapan atlet sudah tujuh bulan berlatih mati-matian, berlatih sangat keras untuk mendapatkan prestasi yang sebenarnya,” kata Kuncoro.
Pada hari kedua pertandingan blind judo, Kuncoro memprediksi Indonesia menambah empat emas dari enam kelas yang dipertandingkan.
“Target besok empat emas, semoga terealisasi dan memenuhi target secara keseluruhan (10 emas). Untuk hari ketiga, di nomor beregu, saya optimistis bisa menambah emas lagi,” pungkas Kuncoro.
Secara keseluruhan, Indonesia menurunkan 15 atlet pada cabang judo tunanetra dengan rincian sembilan atlet putra dan enam putri pada pesta olahraga disabilitas terbesar di Asia Tenggara edisi ke-12 tersebut.
Dalam cabang olahraga judo tunanetra terdapat dua klasifikasi atlet yakni J1 dan J2.
J1 adalah untuk atlet yang mengalami gangguan penglihatan ketajaman visual kurang dari atau sama dengan logaritma sudut minimum resolusi (LogMAR) 2.6 dalam penglihatan binokular.
Sementara atlet yang turun pada klasifikasi J2 adalah mereka yang ketajaman penglihatan berada di kisaran antara LogMAR 1.3 dan 2.5 dengan penglihatan binokular, atau dengan bidang penglihatan binokular berdiameter kurang dari 60 derajat.
Berita Terkait
Melihat kuasa Tuhan bekerja
9 Juni 2023 20:44
Menpora: Bonus ASEAN Para Games naik dibanding tahun lalu
8 Juni 2023 22:38