Muntok (Antara Babel) - PDAM Tirta Sejiran Setason (TSS) Muntok, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk meningkatkan kualitas air baku agar layak dikonsumsi masyarakat di daerah itu.
"Kami berharap hasil penelitian yang dilakukan para peneliti LIPI selama dua tahun terakhir bisa memberi manfaat bagi masyarakat, terutama dalam penyediaan air bersih dan air minum di wilayah Bangka Barat," kata Direktur PDAM TSS, Chairul Amri Rani di Muntok, Rabu.
Ia mengatakan, riset yang dilakukan LIPI meliputi bidang fisika, biologi, kimia dan juga teknologi.
"Kami berharap hasil riset yang dilakukan sejumlah peneliti ini tidak hanya bermanfaat untuk PDAM TSS tetapi juga untuk masyarakat dan PDAM lain yang ingin mengembangkan diri dalam melayani pelanggan," kata dia.
Peneliti LIPI, Ahmad Harimawan mengatakan pihaknya bersama PDAM TSS melakukan riset dan berhasil mengembangkan alat yang berfungsi untuk menjamin kualitas dan kuantitas air baku berikut pengolahannya sebelum didistribusikan ke pelanggan.
"Teknologi ini sederhana namun bermanfaat untuk orang banyak, apa yang kami lakukan hanya sebagai pemicu agar masyarakat lebih giat lagi memanfaatkan teknologi sejenis," kata dia.
Pemanfaatan teknologi yang sedang dikembangkan di PDAM TSS Muntok berupa perangkat yang mampu memberikan informasi akurat debet air baku di kolam penampungan, kolam pengolahan sekaligus kualitas air .
Teknologi tersebut memudahkan para petugas dalam mengontrol pekerjaannya dari jarak jauh dengan memanfaatkan aplikasi telepon pintar.
Peralatan tersebut sudah terpasang di kantor PDAM, sumber air baku di Gunung Menumbing, kolong Menjelang, dan sekarang dalam proses pemasangan di Parittiga.
"Dengan adanya peralatan yang sudah terintegrasi tersebut, masyarakat juga bisa memanfaatkannya untuk mendapatkan informasi cepat kondisi air yang ada atau berperan dalam pemantauan," kata dia.
Sementara itu, Venny Lufita MT peneliti LIPI yang melakukan riset kualitas air di daerah itu mengatakan pada dasarnya Pulau Bangka sebagai penghasil timah memiliki air mengandung logam yang sifatnya tidak bisa dihilangkan.
Ia mengatakan, hasil analisa di sejumlah kolong bekas tambang timah ditemukan komposisi pH di kolong lama atau lebih dari 20 tahun memiliki kadar sekitar lima, sedangkan kolong baru sekitar tiga.
"Dalam penelitian ini kami berusaha mengurangi kandungan logam merugikan tersebut agar menghasilkan air bersih dengan sentuhan teknologi dan cara alami," katanya.
Menurut dia, cara sederhana untuk meningkatkan kualitas air bisa dilakukan dengan tanaman rumput jenis kinaf yang pernah dikembangkan bersama PT Timah (Persero) Tbk di Pangkalpinang.