"Kita bersama-sama saling mendukung dalam pencegahan dan penanganan bencana alam pada musim hujan. Musim hujan diperkirakan mulai minggu kedua November 2023," kata Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Suganda Pandapotan Pasaribu di Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan saat ini anggaran penanganan bencana di Pemprov Kepulauan Babel masih mencukupi, namun BPBD Provinsi Kepulauan Babel terus berkoordinasi dengan BNPB, pemerintah kabupaten/kota dalam mengatasi berbagai bencana alam pada musim hujan.
"Saat ini penanganan karhutla selama musim kemarau sudah tertangani dengan baik. Penanganan ini juga akan dilakukan terhadap bencana alam selama musim hujan," katanya.
Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa mengatakan pihaknya mengintensifkan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dalam menghadapi musim hujan tahun ini.
"Kami tidak hanya mengintensifkan koordinasi tetapi juga melakukan langkah-langkah seperti pengerukan alur sungai dan membersihkan drainase agar tidak terjadi penyumbatan saat hujan lebat turun," ujarnya.
Selain itu, BPBD Provinsi Kepulauan Babel juga menyiagakan tim reaksi cepat selama 24 jam untuk mengatasi dan menangani bencana alam ini.
"Saat ini anggaran untuk penanganan bencana ini minim, sehingga diperlukan sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota dalam menangani bencana alam, baik bencana dampak musim kemarau maupun musim hujan," katanya.
Ia menambahkan, berdasarkan data Pusdalops BPBD Provinsi Kepulauan Babel dari Januari hingga Oktober 2023 telah terjadi 1.013 kejadian bencana yang didominasi oleh bencana karhutla dengan besaran 88,45 persen atau sebanyak 896 kejadian dengan luas lahan terdampak 1.958,71 hektare.
"Selain itu, bencana kebakaran bangunan sebanyak 41 kejadian, cuaca ekstrem 35 kejadian, angin puting beliung 20 kejadian, dan banjir sebanyak 19 kejadian tersebar di tujuh kabupaten/kota yaitu Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur, dan Kota Pangkalpinang," katanya.