Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendukung pembentukan petugas keamanan adat Suku Jerieng untuk membantu menciptakan situasi kondusif di wilayah itu.
"Kami yakin keberadaan tenaga keamanan adat Suku Jerieng akan membawa dampak positif di seluruh wilayah suku tersebut," kata Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan, dan Informatika Kabupaten Bangka Barat Sukandi di Muntok, Rabu.
Ia mengatakan keberadaan tenaga keamanan adat tersebut cukup disegani warga Suku Jerieng yang masih menjunjung tinggi aturan adat yang berlaku di daerahnya.
Menurut dia, keberadaan tenaga keamanan adat Suku Jerieng memiliki tugas seperti polisi, yaitu melakukan tindak antisipasi terjadinya pelanggaran, mengayomi warga, menjaga keamanan, dan memberikan hukuman sesuai aturan adat yang berlaku.
"Warga Jerieng memegang nilai kearifan lokal cukup tinggi, mereka lebih patuh pada aturan adat, petuah para tetua dan menghindari berbagai larangan adat yang berlaku," kata dia.
Keberadaan petugas keamanan adat atau mirip "pecalang" di Bali, katanya, akan membawa dampak positif terhadap situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Saat ini sudah ada beberapa desa yang sudah mengangkat petugas keamanan adat dan hasilnya cukup bagus," katanya.
Ia menjelaskan tugas tenaga keamanan adat cukup terbatas hanya akan mengurusi aturan adat, sedangkan apabila ditemukan terjadi pelanggaran hukum tetap akan diproses sesuai aturan undang-undang.
Untuk menguatkan legalitas keberadaan tenaga tersebut, kata dia, tahun ini para tetua adat Suku Jerieng sedang menyusun rancangan peraturan bupati untuk mengatur hal itu.
"Kami berharap dasar hukumnya segera bisa dibuat dan disepakati agar keberadaan mereka legal dan bisa membantu mewujudkan situasi lebih kondusif," kata dia.
Selain itu, kata dia, adanya petugas itu membuat nilai kearifan lokal tetap terjaga kelestariannya.