Belitung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat jumlah transaksi kegiatan Pasar Tani di daerah itu meningkat dibandingkan pelaksanaan sebelumnya dari Rp18,28 juta menjadi Rp23,73 juta.
"Kegiatan Pasar Tani yang berlangsung di halaman kantor DKPP Belitung, Jumat (8/12) kemarin berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp23,73 juta," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DKPP Belitung, Tenny Meireni di Tanjung Pandan, Sabtu.
Menurut dia, jumlah transaksi kegiatan Pasar Tani di halaman DKPP Belitung, pada Jumat (8/12) sebesar Rp23,73 juta meningkat apabila dibandingkan dengan transaksi Pasar Tani sebelumnya yang berlangsung di halaman Gedung Serba Guna Pemkab Belitung pada Jumat (24/11) hanya sebesar Rp18,28 juta.
Dikatakan dia, selain itu, jumlah peserta kegiatan Pasar Tani DKPP Belitung juga meningkat dari 19 peserta menjadi 24 peserta.
"Kami sangat senang karena hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan kegiatan Pasar Tani mendapatkan sambutan ataupun respon positif dari masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan, Pasar Tani digelar untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga murah dan terjangkau dibandingkan harga di tingkat pasar.
Selain itu, lanjut dia, Pasar Tani bertujuan membantu petani di daerah itu guna meningkatkan pendapatan atau penghasilan mereka.
"Karena dalam kegiatan Pasar Tani transaksi yang terjadi adalah secara langsung antara pembeli dan masyarakat tidak ada perantara sehingga petani mendapatkan keuntungan yang layak atau wajar," katanya.
Di samping itu, masyarakat yang berbelanja juga bisa memperoleh produk hasil pertanian yang masih segar atau yang baru dipanen dari kebun.
"Sehingga ada dua hal yang saling menguntungkan antara petani dan pembeli dalam bertransaksi di Pasar Tani," ujarnya.
Tenny menyampaikan, Pasar Tani menjadi sebagai sarana untuk melakukan intervensi pasar dalam mengendalikan kondisi kenaikan harga atau inflasi di daerah itu.
Menurutnya, melalui kegiatan Pasar Tani sejumlah komoditas yang tercatat menjadi penyumbang inflasi dijual dengan harga yang lebih rendah.
"Seperti cabai rawit dijual Rp90 ribu per kilogram lebih rendah apabila dibandingkan dengan harga cabai rawit di tingkat pasar mencapai Rp100 ribu per kilogram," katanya.