Pangkalpinang (Antara Babel) - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membantu petani memasarkan beras guna meningkatkan minat masyarakat mengembangkan usaha pertanian padi.
"Saat ini beras lokal yang berhasil terjual sebanyak 3 ton lebih dan diperkirakan akan terus meningkat karena minat masyarakat mengonsumsi beras lokal tinggi," kata Kepala BKP Kepulauan Babel, Ahmad Damiri di Pangkalpinang, Jumat.
Ia menjelaskan program pemasaran beras lokal itu dimaksudkan guna memudahkan petani memasarkan hasil pertanian, menjaga ketersediaan pangan dan menjaga stabilitas harga beras di pasaran.
"Kami telah membuka 11 titik pemasaran beras lokal tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur," ujarnya.
Ia mengatakan permintaan beras lokal ini cukup tinggi, karena berkualitas dan harga yang ditawarkan kepada masyarakat lebih murah dibandingkan beras dari luar daerah.
"Harga beras lokal hanya Rp45.000 per kampil (satuan isi 5 kg) atau lebih murah dibanding beras luar yang mencapai Rp65.000 per kampil," ujarnya.
Menurut dia selama ini petani cukup kesulitan menjual hasil panen padi, sehingga mengurangi minat mereka mengembangkannya.
"Terkadang petani terpaksa menjual padi dan beras ke tengkulak dengan harga sangat murah, sehingga keuntungan yang diperoleh kurang memadai untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya," ujarnya.
Ia berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memutus mata rantai praktik tengkulak yang merugikan petani.
"Kami berharap petani semakin bergairah mengembangkan usahanya, sehingga akan mempercepat program pemerintah provinsi dalam mewujudkan daerah berswasembada pangan," ujarnya.
