Jakarta (Antara Babel) - Laporan riset dari Property Guru Group menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam daftar 10 besar negara tujuan investor Tiongkok untuk membeli properti di luar negeri dengan tujuan pendidikan, emigrasi, investasi dan gaya hidup.
"Para investor properti di Tiongkok tidak dapat membeli properti secara bebas karena peraturan pemerintahnya sehingga mereka memilih negara-negara yang menawarkan keuntungan menarik," demikian Manajer Perwakilan Rumah.com (anak perusahaan) Wasudewan melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Wasudewan mengemukakan bahwa Indonesia menempati peringkat ke delapan negara yang dianggap investor Tiongkok memiliki ketertarikan bidang properti dan sejajar dengan Australia, Jepang serta Kanada.
Berdasarkan perilaku para investor Tiongkok di situs properti juwai.com, riset mengungkapkan bahwa Singapura menjadi pilihan utama dan mengalahkan Amerika Serikat (AS), Hongkong dan Taiwan.
Investor lebih menyukai tipe properti perumahan (97%) daripada komersial (3%), dengan ukuran dua kamar tidur (41%). Kebanyakan dari mereka didorong oleh fasilitas pendidikan yang menarik di Singapura.
Wasudewan menjelaskan ada empat motivasi utama investor properti Tiongkok tertarik menanamkan modalnya di luar negeri, yakni pendidikan.
Jumlah pelajar asal Tiongkok di luar negeri terus bertambah dengan komposisi 31 persen pelajar asing di Amerika Serikat atau sekitar 304.000 pada 2014/2015.
Alasan kedua adalah emigrasi. Beberapa negara menawarkan kewarganegaraan melalui investasi dalam properti. Berbeda dengan program imigrasi biasa, investor berhak melakukan perjalanan dan tinggal di negara tujuan tanpa harus menetap dan tetap membayar pajak.
Kemudian, dikemukakannya, alasan ketiga adalah investasi yang dianggap lebih menguntungkan daripada di Tiongkok sendiri karena harga properti yang relatif mahal. Terakhir, alasan keempat adalah gaya hidup dan pesiar.
"Di Tiongkok, tidak semua masyarakat dapat membeli properti di area tertentu, misalnya investor asal kota Shuzou tidak bisa membeli properti di kita besar, seperti Shanghai atau Beijing, karena ia tidak terdaftar sebagai penduduk kedua kota," catatnya.
Oleh karena itu, ia menambahkan bahwa warga Suzhou lebih memilih berinvestasi di kota-kota besar lain, seperti Singapura atau Sydney yang menawarkan nilai investasi lebih menarik.
Berita Terkait
Presiden Jokowi tanda tangani UU RPJPN 2025-2045
18 jam lalu
BPS se-Babel rayakan Hari Statistik Nasional 2024
18 September 2024 16:56
Politikus nasional Hinca gelar bedah buku "Save Babel"
17 September 2024 21:39
Klasemen PON 2024 Senin: Jakarta kokoh di puncak
16 September 2024 12:16
Jakarta belum tergeser di puncak klasemen, Jabar dan Jatim mengintai
16 September 2024 11:38
Jadwal lengkap PON 2024 Wilayah Sumut pada 16 September: Makin dinamis
16 September 2024 11:32