Pangkalpinang (Antara Babel) - Kepala Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Edison Taher mengatakan penyaluran Kartu Indonesia Pintar (KIP) di daerah itu terkendala data yang kurang lengkap.
"Untuk penyaluran KIP di Pangkalpinang saat ini masih terkendala data, karena ada sebagian siswa yang belum melaporkan data mereka untuk mendapatkan KIP ini. Kesulitan yang dihadapi saat ini yakni data yang tidak kami miliki," katanya di Pangkalpinang, Rabu.
Dikatakannya, hingga kini pihaknya masih melakukan pengumpulan data yakni "menjemput bola" langsung dari siswa. Dalam hal ini, pihaknya meminta para siswa segera melaporkan kalau mereka memiliki kartu keluarga sejahtera (KKS) agar bisa memiliki KIP.
"Dalam pengumpulan data itu, Kami minta para siswa segara melapor ke sekolah. Namun ternyata, dari mereka sendiri maupun orang tuanya tidak tahu atau tidak paham bagaimana cara untuk mendapatkan KIP ini, kemudian mereka juga lambat untuk memberikan data dirinya," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk pengumpulan data, pihaknya juga melalui Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) beserta ketuanya ikut rapat bersama di Kementerian Pendidikan dan sekarang mereka semua turun untuk jemput bola.
"Mulai dari kepala SMA, SMK, SMP, SD baik negeri maupun swasta semuanya turun jemput bola namun datanya itu masih kami tunggu hingga hari ini. Kami juga dari dinas pendidikan melakukan jemput bola dengan mendatangi Dinsosnaker untuk meminta data dari sana, namun dari Dinsosnaker juga belum memiliki data lengkap," katanya.
Ia menyebutkan, warga yang sudah memiliki KKS secara otomatis yang mempuyai anak sekolah akan memiliki KIP. Namun kendala yang terjadi di lapangan selama ini, pihaknya hanya menunggu data.
"Kalau dulu masih beasiswa siswa miskin (BSM) itu langsung dari sekolah turun mendata siswa dan tidak ada masalah. sedangkan untuk KIP ini harus berkoordinasi dengan Kementerian Sosial, sehingga cukup sulit untuk melakukan pendataannya," ujarnya.
Ia mengatakan, hingga saat ini sudah banyak siswa yang memiliki KIP, namun pihaknya masih terus mencari data-data siswa sekolah yang belum menerima KIP.
"Kami juga langsung turun ke lapangan bertanya ke RT/RW, lurah maupun camat. Hal itu kami lakukan untuk mencari tahu di mana alamat para siswa dan sekolah di mana. Kami menargetkan untuk KIP ini sebanyak-banyaknya," katanya.
Dia mengaku tidak mengetahui berapa banyak siswa yang akan menerima KIP ini, karena data tersebut dari dinas sosial. Namun pihaknya akan tetap berupaya agar semua yang masuk kategori bisa menerima KIP tersebut.