Jakarta (ANTARA) - Lifter China Liu Huanhua harus menambah berat badan sebelum menjuarai kelas 102kg putra Olimpiade Paris 2024, yang merupakan kelas baru yang dilombakan dalam angkat besi.
Liu mengangkat total angkatan 406 kg, atau kurang 7 kg dari rekor dunianya sendiri dalam kelas itu.
Setelah itu ia menjelaskan bagaimana dia harus menjejalkan banyak hal ke dalam perutnya agar bisa berlomba dalam kelas itu, karena sebelumnya dia biasa berkompetisi dalam kelas 81kg.
Atlet Uzbeksitan Akbar Djuraev finis 2 kg di belakang Liu, sedangkan lifter Belarus Yauheni Tsikhantsou yang tampil di Paris sebagai atlet netral, meraih medali perunggu.
Kemenangan Liu adalah medali emas angkat besi keempat China dalam Olimpiade Paris, yang mengukuhkan dominasi mereka dalam cabang olahraga ini.
Liu mengaku terpaksa menyesuaikan diri ketika kelas 81 kg dihapuskan setelah Paris 2024 memangkas jumlah kategori angkat besi menjadi 10 kelas.
"Awalnya nyaman karena saya menyantap banyak makanan. Dulu saya takut makan banyak," kata Liu berseloroh, seperti dikutip AFP pada Minggu.
"Berat badan saya naik hingga 98 kg, lalu berhenti. Saya harus menjejali perut saya dengan banyak makanan. Lemak di perut saya berlipat, sampai saya harus meningkatkan latihan kardio, banyak berlari dan bersepeda. Itu sungguh siksaan," kata Liu.
Dalam kelas 81kg putri, lifter Norwegia Solfrid Koanda mendapatkan emas setelah membuat total angkatan 275 kg, atau unggul 7 kg dari atlet Mesir Sara Ahmed yang mengungguli lifter Ekuador Neisi Dajomes dengan selisih 1 kg.
Dalam kelas +102kg putra, atlet Georgia Lasha Talakhadze merebut medali emas dengan total angkatan 470 kg, sedangkan atlet Armenia Varazdat Lalayan harus puas dengan perak setelah menghasilkan total angkatan 467 kg. Akan halnya medali perunggu menjadi milik atlet Bahrain Gor Minasyan dengan 461 kg.