Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya menguatkan pemahaman sejumlah budaya lokal kepada para pelajar melalui lomba tari sambut.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Erwandy di Pangkalpinang, Rabu, mengatakan pengenalan dan pemahaman budaya lokal perlu terus dilakukan mulai dari usia dini.
"Kami selama ini telah menjalin komunikasi dan kerja sama dengan sejumlah pelaku seni, seniman dan para penggiat budaya untuk ikut berperan aktif mengenalkan berbagai budaya lokal kepada generasi muda, terutama kepada para pelajar dan anak usia dini," katanya.
Selain memberikan materi ke sekolah-sekolah, pihaknya juga menggelar berbagai jenis lomba seni untuk menumbuhkan minat bakat peserta didik di bidang kesenian.
"Salah satunya seperti yang kita gelar hari ini berupa loma tari tradisi menyambut tamu, dalam kegiatan ini kita juga menjalin kerja sama antara sekolah dan seniman agar mampu menumbuhkan budaya sekolah yang sehat menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan," ujarnya.
Selain itu, kata dia, dengan adanya gerakan bersama dengan sasaran anak sekolah ini diharapkan mampu membentuk karakter dan membangun sikap kreatif apresiatif dan inovatif peserta didik.
"Kita juga berupaya meningkatkan ekosistem sekolah yang peduli terhadap tradisi dengan cara melindungi tradisi kita dengan mengembangkan dan memanfaatkan objek kemajuan kebudayaan," katanya.
Lomba Tari Sambut yang digelar untuk memeriahkan Hari Jadi Ke-267 Kota Pangkalpinang di Kantor Wali Kota Pangkalpinang hari ini diikuti 38 grup yang berasal dari 36 sekolah dengan melibatkan sekitar 300 peserta.
Penjabat Ketua TP PKK Kota Pangkalpinang, Yuniar Putia Rahma mengatakan tari sambut merupakan ekspresi seni yang mengandung makna mendalam dari suatu budaya yang disampaikan melalui gerakan, musik, dan kostum sehingga menjadi cermin dari identitas suatu masyarakat.
Dalam dunia pendidikan, memahami dan mempraktikkan tarian tradisional akan membantu siswa memahami akar budaya sendiri dengan harapan mampu untuk dipertahankan keunikan identitasnya sehingga merasa bangga sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki tradisi.
"Kesenian ini perlu difasilitasi dan diimplementasikan secara optimal di sekolah dan di tengah masyarakat, sehingga kondisi ini menjadi perangkat nilai strategis untuk membentuk karakter dan jati diri bangsa sehingga para siswa dapat turut berpartisipasi dalam pelestarian," katanya.
Menurut dia, sekolah sebagai institusi formal selama ini telah berusaha menjalankan fungsi akademis dengan mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, namun keseimbangan pada aspek sosial dan emosional juga diperhatikan.
“Seni tari memberikan peluang bagi siswa untuk menjelajahi dan meresapi berbagai kekayaan seni budaya, memupuk toleransi, dan membangun pengertian antarbudaya. Untuk itu kami mengapresiasi program Seni Tari Tradisi Masuk Sekolah (ST2MS) yang diinisiasi oleh Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang agar bisa terus dikembangkan," katanya.
Menurut dia, program tersebut bagus karena telah terbukti mampu menginspirasi banyak pihak terutamanya dalam upaya membangun iklim sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan dan menguatkan.
"Kegiatan ST2MS diharapkan mampu menciptakan warga sekolah yang dapat mengapresiasi seni budaya yang ada di masyarakat, dan menambah kecintaan pada seni tradisi sehingga seni lokal bisa semakin lestari, maju dan berkembang hingga tingkat internasional," katanya.
Ia berharap pelestarian seni tradisi tidak terhenti sebatas workshop dan lomba tari sambut, namun juga mencakup seni tradisi lokal lain.