Jakarta (ANTARA) - Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perum LKBN ANTARA, Nina Kurnia Dewi mengungkapkan untuk mendukung kemajuan perempuan Indonesia dapat ditempuh melalui gerakan gemar mengenakan batik tradisional sebagai fesyen.
"Semua karena batik itu dibuat dari tangan-tangan kreatif para kaum perempuan kita, saya sepakat batik simbol empowering women," kata Nina dalam acara temu wicara Merdeka Berkarya - Pameran Batik "Kukila Khatulistiwa" di Gedung Antara Heritage Center, Pasar Baru, Jakarta, Jumat.
Menurut dia, batik sebagai fesyen dengan segala motif dan coraknya saat ini butuh untuk terus dikenalkan dan dipromosikan oleh semua pihak, termasuk ANTARA. Hal demikian dikarenakan selain untuk mengenalkan budaya bangsa, dengan begitu juga akan mendongkrak perekonomian para perempuan perajin batik Indonesia.
"Mereka dapat terus berkarya, meluapkan kreatifitas dan, memupuk atau memberi semangat perempuan yang berjuang untuk perekonomian keluarganya," ujarnya.
Seniman batik Indonesia, Dave Tjoa mengungkapkan bahwa para perajin atau pelaku UMKM batik tradisional sangat membutuhkan dukungan karena keberadaan bisnis mereka saat ini makin tergerus oleh maraknya industri tekstil dengan teknik batik sablon.
Oleh karena itu pihaknya terus berusaha mengenalkan seni batik tradisional ke segala penjuru baik domestik ataupun mancanegara sehingga dapat dikenal luas dan nilai-nilai budaya nusantara yang melekat di dalamnya tak punah termakan zaman.
"Kukila Khatulistiwa" merupakan pameran wastra yang digelar oleh seniman batik Indonesia, Dave Tjoa, bersama Galeri Foto Jurnalistik ANTARA di Gedung Antara Heritage Center, Pasar Baru, Jakarta, pada 31 Agustus - 10 September 2024.
Berbeda dari hari sebelumnya, pada kesempatan ini Pameran Batik "Kukila Khatulistiwa" tidak hanya memamerkan puluhan jenis dan motif batik tradisional tapi juga kerajinan keramik kontemporer dan temu wicara dari tokoh seni inspiratif.
Kegiatan tersebut diikuti oleh para pencinta wastra dari berbagai kalangan usia dan profesi, termasuk Srikandi BUMN.
Para peserta juga diajak wisata sejarah dengan berkeliling gedung Antara Heritage Center di dampingi langsung oleh Direktur Komersil, Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi Perum LKBN ANTARA, Jaka Sugiyanta dan Kurator Galeri Foto Jurnalistik ANTARA, Ismar Patrizi.