Jakarta (ANTARA) -
Hingga Jumat (13/9) pukul 09.00 WIB, kedua provinsi tersebut bersaing ketat. Jawa Timur memimpin klasemen dengan mengoleksi 64 emas, 55 perak, 55 perunggu. Sementara DKI Jakarta di bawahnya dengan 62 emas, 62 perak, 55 perunggu.
Jawa Barat di posisi ketiga dengan 59 emas, 61 perak, 58 perunggu. Tuan rumah Sumatera Utara di urutan keempat dengan 33 emas, 13 perak, 42 perunggu. Lalu Aceh dengan 30 emas, 25 perak, dan 25 perunggu.
Pada pertandingan kemarin, momen-momen menarik memang terjadi sepanjang hari. Kepingan emas diperebutkan di sejumlah cabang olahraga.
Bahkan beberapa di antaranya telah menyelesaikan pertandingan. Jawa Timur dan DKI menguasai beberapa di antaranya.
Dominasi
Misalnya dari cabang olahraga akuatik untuk disiplin loncat indah dan renang artistik.
Jawa Timur mendominasi di loncat indah, dengan mengumpulkan 6 medali emas, 3 perak, dan 2 perunggu.
Gladies Lariesa Garina Hagakore, atlet 18 tahun, tampil memukau dengan meraih lima medali emas di berbagai nomor.
Kemampuannya di nomor sinkronisasi menara putri, papan 3 meter putri, dan papan 1 meter menjadikannya bintang utama PON 2024.
Selain Gladies, Aldinsyah Putra Rafi juga menyumbang medali emas dari nomor papan 3 meter putra.
Di sisi lain, DKI Jakarta juga tampil impresif dengan meraih 4 medali emas, 3 perak, dan 2 perunggu di loncat indah.
Sementara untuk renang artistik, DKI Jakarta menutup persaingan dengan mengantongi 2 emas dan 1 perunggu. Emas masing-masing diraih pada nomor solo dan duet.
Pada nomor solo yang bergulir pada Selasa (10/9), DKI meraih podium tertinggi melalui Hilda Tri Julyandra yang mndapat nilai tertinggi dari dua kali aksinya, solo free routine dan technical routine yakni 136,20.
Kemenangan ini menjadi spesial karena bagi Hilda ini merupakan kali pertama turun di nomor solo. Sementara Mutiara Nur Azisah dari Sulawesi Selatan membawa pulang perak setelah mendapat nilai 13,09. Perunggu menjadi milik Maharani Sekar asal Jawa Barat dengan 128,21.
Sehari setelahnya, DKI meraih kesuksesan serupa di nomor duet melalui Gabrielle Permata dan Hilda Tri Julyandra yang mendapat nilai tertinggi 138,60. Perak menjadi milik Sulawesi Selatan yang menurunkan Amanda Mutiara dan Mutiara Nur Azizah
Kemarin, kejayaan menjadi milik Sulawesi Selatan di nomor beregu. Menurunkan delapan atlet terbaiknya dalam pesta olahraga empat tahunan tersebut, Sulsel mendapat nilai tertinggi 70,16.
Sulawesi Selatan mengalahkan DKI Jakarta yang harus puas dengan perak usai mendapatkan nilai 69,16.
Selain dari akuatik, cabang lainnya yang telah menyelesaikan perlombaan adalah binaraga.
Tim binaraga Provinsi Kalimantan Timur keluar sebagai juara umum cabang binaraga dengan torehan dua medali emas dan dua perak. Tuan rumah Sumatera Utara berada di bawahnya dengan dua emas, satu perak, dan satu perunggu.
Kemudian DI Yogyakarta dengan dua emas, satu perak, satu perunggu, diikuti DKI Jakarta dengan dua emas.
Lalu Banten satu emas, satu perak, dan satu perunggu. Sumatera Barat satu emas dan satu perak. Adapun Jawa Barat dua perunggu.
Dari bulu tangkis, pertandingan untuk nomor beregu telah selesai, kemarin. Jawa Tengah menyapu bersih medali emas cabang olahraga bulu tangkis nomor beregu putra dan putri.
Jateng meraih emas pertama saat beregu putrinya mengalahkan Jawa Barat (Jabar) dengan skor 3-0, sedangkan untuk beregu putra, mereka mengalahkan DKI Jakarta dengan skor 3-1.
Perunggu beregu putri didapatkan oleh Jakarta dan Jawa Timur (Jatim). Sementara itu, untuk beregu putra, Jabar dan Jatim mendapatkan perunggu setelah keduanya sama-sama kalah di semifinal.
Dari dancesport tuan rumah Sumatera Utara berhasil meraih juara umum total enam medali dengan lima emas dan satu perunggu, diikuti tim Jawa Barat dengan total sembilan medali dengan empat emas, empat perat dan satu perunggu.
Berikutnya ada Yogyakarta yang meraih 11 medali dengan tiga emas, enam perak dan dua perunggu, kemudian DKI Jakarta meraih delapan medali dengan tiga emas, dua perak dan tiga perunggu.
Rekor dan menarik
Kisah-kisah menarik juga tersaji sepanjang pekan olahraga nasional. banyak hal yang menjadi sorotan sepanjang pesta olahraga terbesar di Indonesia ini bergulir.
Misalnya pebiliar dari tim Jawa Tengah Tan Kiong An berhasil menambah pundi medali emas untuk Jawa Tengah setelah memenangkan laga final nomor carom 3 cushion single cabang biliar PON Aceh-Sumut 2024 di Pardede Hall, Medan, Kamis.
Pebiiar berusia 74 tahun yang secara usia paling tua dibandingkan semua pebiliar lain yang berkompetisi di cabang biliar PON kali ini, mampu mengatasi perlawanan wakil Jakarta Rudy Hasan dalam partai pamungkas dengan skor akhir 40-27.
Dari cabang atletik, atlet asal Kalimantan Selatan, Dina Aulia berhasil memecahkan rekor nasional dan rekor PON untuk nomor 100 meter gawang putri pada PON XXI/2024 Aceh Sumut yang digelar di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center di Desa Sena, Kecamatan Batang Kuis, Deli Serdang, Sumatera Utara, kemarin.
Pada final, Dina Aulia berhasil mencatatkan waktu 13.16 detik dan berhak meraih medali emas. Catatan waktu tersebut melampaui rekor PON atas nama Emilia Nova atlet DKI Jakarta pada PON tahun 2016 di Jawa Barat.
Catatan waktu 13.16 detik milik Dina Aulia itu juga melampaui rekor nasional atas nama Dedeh Irawati, atlet asal DKI Jakarta dengan waktu 13.18 yang diciptakan tahun 2012.
Dina Aulia berhak mendapat emas dan perak diraih Emilia Nova atlet DKI Jakarta dengan waktu 13.43 detik, sementara perunggu diraih Yunitasari Mariska dari Jawa Timur dengan waktu 13.63 detik.
Pindah ke kolam selam, atlet asal Jawa Timur Muhammad Amirullah Al Farizi tampil sangat memukau pada perlombaan selam kolam nomor 200 meter surface putra dengan mendulang emas sekaligus memecahkan rekor nasional yang sudah bertahan 13 tahun pada nomor itu.
Dalam pertandingan selam nomor tersebut, Amirullah berhasil mengakhiri babak final dengan catatan waktu tercepat yakni 1 menit 24,56 detik, sehingga menambah perolehan emas bagi Jawa Timur pada PON Aceh-Sumut.
Dirinya mengalahkan wakil DKI Jakarta Muhammad Zidan Arrif Billah dengan catatan waktu 1 menit 27,90 detik di posisi kedua, dan wakil Jawa Barat I Putu Bayu Ardhya Satrio yang finis di posisi ketiga dengan catatan waktu 1 menit 29,87 detik.
Torehan waktu yang dicatat Amirullah pada nomor 200 meter surface itu memecahkan rekor nasional miliki Petrol Apostle Kambey yang pernah diciptakan pada Sea Games Indonesia tahun 2011, dengan catatan waktu saat itu 1 menit 24,60 detik.
Sekaligus, Amirullah juga memecahkan rekor PON milik Petrol Apostle Kambey yang diciptakan pada PON Jawa Barat 2016, dengan catatan waktu 1 menit 27,85 detik.