Pangkalpinang (ANTARA) - Hubungan dengan lawan jenis. Pada masa remaja tidak bisa dielakan lagi yang namanya hubungan dengan lawan jenis. Frizona (2015) remaja tidak melihat potensi yang ada dalam diri mereka dan hanya terfokus pada kekasihnya. Kadang perasaan itu tidak dibalas dan menyebabkan patah hati yang ujungnya remaja mengalami stres.
Beberapa penelitian telah Dilakukan sehubungan dengan keterkaitan antara stress dengan konsumsi alcohol pada remaja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2017) menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan konsumsi minuman beralkohol pada remaja di Kelurahan Landasan Ulin Timur dengan nilai p= 0,000.
Hasil penelitian yang dilakukan Ruspawan (2013) menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan penyalahgunaan alkohol pada remaja laki-laki dengan nilai p=0.000.
Alkohol adalah minuman keras yang mengandung etanol dan dapat digolongkan sebagai zat psikoaktif. Zat psikoaktif merupakan zat yang bekerja secara selektif pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif dan persepsi pada individu (Yusuf,Rizky, & & Hanik, 2015).
Individu yang terkenak zat ini akan mengalami perubahan perasaan menjadi tidak stabil, lebih sensitif, tidak bisa mengendalikan diri sehingga menimbulkan
tindakan kriminal, melanggar hukum dan kekerasan (Sarwono, 2011).
Alkohol yang mengandung zat psikoaktif juga dapat menimbulkan dampak sosial bagi penggunanya (Hiramin, 2011). Pada saat terpapar dengan zat ini, tubuh akan mengalami penurunan kecerdasan, menyebabkan peningkatan berat badan, tekanan darah, dan ketidaknyamanan dalam tubuh, serta merusak sistem pencernaan.
Kemenkes, 2018 World Health Organisation (WHO) (2018) menyatakan bahwa pada tahun 2016 terdapat setidaknya lebih dari setengah atau 3,1 miliar orang dari populasi global yang berusia 15 tahun ke atas telah mengkonsumsi alkohol dalam kurun waktu 12 bulan. Dan data menunjukan bahwa sekitar 2,3 miliar orang adalah pecandu alkohol. Alkohol telah dikonsumsi oleh lebih dari setengah populasi berdasarkan wilayah Amerika, Eropa, dan Pasifik barat.
Riskesdas (2018) menunjukan bahwa pengkonsumsi alkohol di Indonesia berada pada angka yang cukup besar. Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasioal (BNN), setiap tahunnya jumlah pengguna minuman beralkohol di Indonesia bertambah 1 juta orang.
Hasil survey tersebut mengatakan bahwa terdapat proporsi konsumsi minuman beralkohol pada penduduk remaja yang berumur lebih dari 10 tahun sebesar 3,3%. Lebih lanjut data menunjukan bahwa proporsi konsumsi minuman beralkohol pada penduduk diatas dengan lima Provinsi tertinggi di atas 10% yaitu: Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali,Gorontalo dan Maluku (Balitbangkes, 2019).
Sulawesi utara berada di tangkat pertama tertinggi dengan persentasi sebesar 16% dari jumlah penduduk (Riskesdas, 2018).Blumenthal et al. (2020) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa perkembangan sosial yang mana stress memiliki peran kunci dalam meningkatkan resiko penyalahgunaan minuman beralkohol.
Selaras dengan itu, Ramadhan, Syarnia dan Mahdalena (2017) juga menambahkan bahwa stress memiliki korelasi yang positif terhadap tingkat konsumsi
minuman keras. Dengan mengkonsumsi miras, para remaja dapat menghilangkan stres sementara, maka dari itu. Remaja dengan stres berat akan juga menjadi pecandu alkohol berat.
Tension Reduction. Aspek ini adalah harapan bahwa ketika individu mengonsumsi alkohol, ketegangan dan tekanan akan menurun sehingga individu akan menjadi lebih rileks.
Minuman keras juga memiliki zat adiktif, yaitu zat yang apabila dikonsumsi (walau hanya sekali) akan membuat indvidu merasa ingin terus mengkonsusmsinya (kecanduan) dan akhirnya malah merasa bergantung pada minuman keras.
Kecanduan alkohol membuat individu tidak bisa berhenti minum-minum, jika individu mengkonsumsi terlalu banyak pada satu waktu atau minum terlalu sering dalam seminggu.
Konsumsi alkohol diukur dalam satuan unit atau satu unit alkohol terdiri dari 10Ml alkohol murni (Utari, 2020) Cognitive Impairment and Physical Discomfort. Aspek ini mencerminkan harapan terkait munculnya gangguan yang disebabkan oleh konsumsi alkohol. Salah satu contohnya, yaitu,perasaan pusing maupun perasaan seperti melayang ketika individu mengonsumsi alkohol.
Dalam penelitian Damayanie dan Riadi (Maula & Yuniastuti, 2017) menyatakan kesenangan,kenyamanan, ketenangan, dan melepaskan beban adalah hal yang dicari remaja saat mengkosumsi alkohol.
Alkohol adalah senyawa kimia organik. Menurut Rumah dan Djamil (2018) minuman beralkohol ethanol berasal dari fermentasi berbagai jenis karbohidrat dari gandum, buah-buahan, atau bunga yang bersifat tidak berwarna atau transparan dan mudah menguap.
Larutan akan menguap apa bila berada pada titik didhnya yaitu pada 78 celcius. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2019) konsumsi adalah pengguna barang hasil produksi dari bahan pakaian, makanan dan minuman dalam memenuhi keperluan hidup.
Konsumsi yakni pemakai hasil produksi minuman dalam hal ini yaitu alkohol.Zat ethanol yang ada dialam alkohol mengandung zat psikoaktif bersifat adiktif yang bekerja secara selektif, terutama pada otak.
Apabila alkohol dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan membahayakan jasmani, rohani mapun bagi kepentingan perilaku dan cara berpikir kejiwaan. Perilaku penggunaan minuman keras saat ini merupakan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalan-kenakalan, perkelahian, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme (Surya,2011). Smit et al., (2018) mengatakan bahwa alcohol expetancies atau harapan alkohol adalah keyakinan tertentu pribadi mengenai efek perilaku, emosional, dan kognitif yang akan dialami diri sendiri saat minum alkohol.
Menurut opini saya ada cara lain yang lebih baik dan sehat dalam mengatasi putus cinta contoh, fokuslah pada hobi Anda dan lakukan lebih banyak hal yang Anda sukai. Seperti olahraga,modif motor ataupun mobil. Tulis jurnal, meditasi, atau kembangkan spiritualitas.
Dekatkan diri kepada Tuhan rajin beribadah. Berikan diri Anda suasana yang berbeda dengan melakukan perjalanan dengan teman-teman atau pergilah ke kota baru selama sehari atau lebih. Habiskan banyak waktu dengan keluarga dan teman Anda. Ungkapkan perasaan kepada orang-orang yang peduli pada Anda. Dukungan dari orang-orang terkasih dapat memberikan dampak besar pada proses penyembuhan.
Penulis: Arif Luthvant Satrio
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang
Opini Kite
Dampak alkohol pada remaja putus cinta
Oleh Arif Luthvant Satrio*) Kamis, 19 September 2024 9:12 WIB