Pangkalpinang (ANTARA) - Masyarakat Indonesia sering mengalami berbagai macam penyakit pada mulut seperti sariawan, bibir pecah-pecah, dan gigi berlubang. Hal ini dikarenakan kurangnya menjaga kesehatan pada rongga mulut.
Menjaga kesehatan rongga mulut merupakan hal yang sangat penting terutama dalam kehidupan individu. Rongga mulut yang tidak terjaga dapat menimbulkan banyak masalah kesehatan, salah satunya yaitu karies gigi.
Munculnya penyakit tersebut disebabkan adanya sisa makanan dalam rongga mulut yang bercampur dengan bakteri sehingga sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kebersihan rongga mulut.
Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan adanya kerusakan jaringan dimulai dari permukaan gigi dan meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih serta dapat meluas ke bagian paling dalam dari gigi dan dapat dialami oleh setiap orang.
Obat kumur merupakan salah satu alternatif terbaik untuk menghilangkan bau mulut, untuk mengurangi plak pada gigi, menyegarkan nafas, juga sebagai terapi untuk pencegahan terhadap karies gigi. Zat aktif yang terkandung dalam obat kumur dengan aktivitas antibakteri dapat berasal dari bahan sintetis maupun bahan alami.
Oleh karena itu, menurut pandangan penulis, penggunaan bahan alami relatif lebih disukai karena bersifat lebih aman, dan jarang memiliki efek samping yang merugikan dibandingkan menggunakan bahan sintetis. Agen antibakteri dapat berasal dari senyawa fenolik yaitu flavonoid, tanin, dan alkaloid. Senyawa fenolik tersebut dapat ditemukan pada daun pucuk Idat yang memiliki aktivitas antibakteri.
Berdasarkan penelitian, pucuk idat memiliki kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, kuinon, fenol, tanin, steroid, dan triterpenoid yang bersifat antibakteri. Kandungan senyawa tersebut merupakan agen penting sebagai senyawa antibakteri.
Tumbuhan Idat (Cratoxylum glaucum) merupakan tanaman lokal endemik khas Bangka Belitung. Masyarakat Bangka Belitung menyebutnya dengan nama Pucuk Idat.
Tumbuhan ini sering dimanfaatkan sebagai bahan penyedap makanan. Masyarakat juga sering menggunakan tumbuhan Idat sebagai obat tradisional untuk mengobati demam, diare, batuk, penyakit kulit, dan memperlancar ASI.
*) Penulis adalah Ryan Aulia, mahasiswa Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang