Pangkalpinang (ANTARA) - TP PKK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melatih 30 warga binaan di Lapas Perempuan Kelas III Pangkalpinang guna meningkatkan keterampilan menjahit warga binaan di lapas tersebut.
"Kita tidak hanya melatih menjahit, tetapi juga menyerahkan tiga unit mesin jahit dan satu mesin obras," kata Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kepulauan Babel Dya Sugito di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan kegiatan pelatihan menjahit dan kewirausahaan bidang keterampilan usaha produktif di Lapas Perempuan Kelas III Pangkalpinang diikuti 30 orang warga binaan, agar mereka memiliki keterampilan dan bisa bekerja atau membuka usaha menjahit setelah menjalani masa hukuman nanti.
Sementara sebanyak tiga mesin jahit dan satu mesin obras ini milik Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kepulauan Babel yang dipinjampakaikan untuk mengoptimalkan pelatihan di lapas perempuan ini.
“Saya paham, posisi ibu-ibu di lapas ini sedang mengalami masalah, kesulitan. Pelatihan menjahit ini menjadi sebuah proses yang tidak menghilangkan kesulitan itu. Tapi dengan kita menambah skill, mencoba hal-hal baru, bisa membantu Ibu-Ibu untuk menjadi orang yang mandiri. Ibu-Ibu semua mempunyai pilihan untuk hidup,” ujarnya.
Menurut dia, pelatihan menjahit ini dilakukan di dalam lapas dengan mengundang narasumber yang memiliki keahlian di bidang menjahit. Peserta pelatihan diajarkan untuk membuat pakaian secara utuh mulai dari membuat pola pakaian, menjahit, membordir hingga kain menjadi layak pakai.
“Perlu diingat, apapun pelatihannya konsisten adalah kunci. Tidak ada usaha yang mulus. Bekal ini hanya seujung kuku. Keberhasilan bisa diterima, jika ibu-ibu terus berusaha. Jalani dengan tegar, yakinkan diri bahwa kita adalah orang hebat kebanggaan keluarga. Terakhir, melangkah ke depan dan jadilah orang yang berhasil,” ungkapnya.
Kepala Lapas Perempuan Pangkalpinang Meita Eriza mengucapkan terima kasih atas kepedulian pemerintah dan stakeholder kepada warga binaan lapas dan diharapkan pelatihan ini tidak selesai di sini dan dapat diadakan pelatihan lainnya.
“Rata-rata masyarakat bisa terjebak masuk tahanan karena masalah perut. Jika bisa kita bantu, kita asah ketrampilan agar mereka menjadi mandiri. Begitu keluar mereka sudah siap bekerja. Ekonomi keluarga pun terbantu," katanya.*