Tanjung Pandan, Belitung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyatakan banjir yang melanda jalan Anwar Aid, Kelurahan Parit, Tanjung Pandan atau dikenal dengan Kampung Amau, Senin (14/9) kemarin dipengaruhi kondisi pasang air laut.
"Kondisi banjir yang terjadi di Kampung Amau dipengaruhi oleh pasang air laut," kata Kepala Pelaksana BPBD Belitung, Agus Supriadi di Tanjung Pandan, Selasa.
Menurut dia, hujan lebat yang turun mengguyur kota Tanjung Pandan kemarin menyebabkan puluhan rumah di Kampung Amau terendam banjir dengan ketinggian air mulai mata kaki hingga betis orang dewasa.
Ia mengatakan, banjir disebabkan oleh luapan sungai akibat hujan intensitas lebat dan kondisi air laut sedang dalam keadaan pasang tinggi.
"Sehingga kondisi air di aliran sungai tertahan tidak bisa kembali ke laut karena kondisi pasang dan akhirnya tumpah atau meluap ke permukiman warga," ujarnya.
Dikatakan, Kampung Amau merupakan wilayah yang masuk kategori rawan bencana banjir di daerah itu.
Kondisi ini, kata Agus, disebabkan topografi Kampung Amau merupakan wilayah rendah atau cekungan dan berada di sekitar aliran sungai.
"Jadi sangat mudah sekali apabila hujan lebat turun dan kondisi air laut pasang maka luapan air hujan atau banjir bisa terjadi," katanya.
Ia menambahkan, untuk itu, guna mengantisipasi genangan air dan banjir di wilayah Kampung Amau pihaknya menyiapkan empat mesin penyedot air.
"Dengan adanya mesin penyedot air ini kami harapkan banjir menjadi lebih cepat surut," ujarnya.
Selain itu, kata Agus, pihaknya juga mengedukasi masyarakat di kawasan daerah aliran sungai Kampung Amau agar tidak membuang sampah ke sungai.
Menurut Agus, tumpukan sampah bisa membuat daerah aliran sungai dan drainase tersumbat sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
"Sebab kemarin kami menemukan masih banyak tumpukan sampah yang tersangkut di aliran sungai sehingga tidak menyebabkan terjadinya banjir," katanya.