Jakarta (ANTARA) -
Nama Budi Santoso sebenarnya sudah tidak asing di lingkungan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Sebelum dilantik menjadi menteri, ia merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendag.
Pria kelahiran 9 Februari 1968 itu, pernah menjabat beberapa posisi di Kemendag. Sebelum menjadi Sekjen, Ia terlebih dahulu menjabat sebagai Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri pada Desember 2022-Agustus 2024.
Kemudian, pada September 2020-Desember 2022 dirinya menjabat sebagai Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei dan pernah menjabat sebagai Kepala Biro Keuangan pada Juni 2020-September 2020.
Pada tahun 2010, Budi Santoso menduduki jabatan sebagai Kasubdit Ekonomi Kreatif pada unit Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dan dirinya dipromosikan menjadi Atase Perdagangan India.
Sekembalinya dari India, Budi Santoso diangkat sebagai Kepala Bagian Program dan Kerja Sama pada unit Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional.
Pada kesempatan itu, Budi Santoso menjabat di berbagai jabatan eselon II di lingkungan Kemendag seperti Kepala Pusat Data dan Informasi tahun 2017, Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi tahun 2017, serta Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian tahun 2018.
Selain itu, Budi Santoso juga menjabat sebagai Komisaris Utama Holding BUMN pangan, ID FOOD.
Dirinya ditetapkan sebagai Komisaris Utama PT RNI (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. SK 174/MBU/07/2023.
Dari segi pendidikan, Budi Santoso memiliki latar belakang pendidikan Sarjana (S1) Komunikasi Massa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Kemudian, dirinya melanjutkan pendidikan Magister (S2) Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia dan kembali melanjutkan pendidikan S3 atau Doktor Ilmu Komunikasi di Universitas Sahid.
Dengan sepak terjangnya di Kemendag, ia tentu mampu menjadi kunci utama untuk menciptakan iklim perdagangan yang sehat.
Selain itu, pengalaman Budi Santoso menjadi perwakilan di Luar Negeri (LN) dan Dirjen Perdagangan LN dapat menjadi pintu masuk perdagangan ekspor Indonesia.
Pada masa jabatannya, Budi Santoso tentu harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan rumah yang ditinggal oleh Mendag sebelumnya, Zulkifli Hasan.
Beberapa pekerjaan yang perlu dilanjutkan, antara lain penyelesaian perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA).
Diketahui, perundingan IEU CEPA ditargetkan selesai sebelum pergantian pemerintahan. Namun, hal ini meleset dari yang direncanakan lantaran pihak Eropa terus menambah permintaan.
Budi Santoso yang memiliki latar belakang sebagai perwakilan dagang di Luar Negeri, diharapkan penyelesaian perundingan ini dapat segera teratasi.
Tak hanya itu, tugas Mendag lainnya adalah mengendalikan arus barang impor khususnya produk-produk konsumsi yang saat ini tengah menjadi sorotan. Pemberantasan impor ilegal hingga masuknya barang-barang impor yang tidak memenuhi persyaratan masih harus dilanjutkan.
Mendag baru, juga diharapkan dapat memperkuat produktivitas produk-produk dalam negeri, hingga memperluas pasar non tradisional seperti di wilayah Asia Tengah, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Amerika Latin.
Dilantiknya Budi Santoso menjadi Mendag, merupakan sejarah baru di lingkungan Kemendag. Sebab, ini pertama kalinya kementerian tersebut posisi menteri diisi melalui jalur karier.