Beirut (ANTARA) - Pemimpin baru Hizbullah Sheikh Naim Qassem pada Rabu (30/10) mengatakan dirinya akan melanjutkan strategi perang yang diadopsi oleh pendahulunya, Sayyed Hassan Nasrallah, dengan tetap mendukung front Gaza.
"Program kerja saya adalah lanjutan dari program Sayyed Hassan Nasrallah di semua bidang, politik, jihad, sosial, dan budaya," ujar Qassem dalam pidato pertamanya, yang disiarkan di saluran televisi Lebanon al-Manar, setelah pengangkatannya sebagai sekretaris jenderal baru Hizbullah.
Qassem menekankan bahwa dukungan terhadap Gaza sangat penting untuk mengonfrontasi ancaman yang ditimbulkan oleh Israel di wilayah tersebut.
"Kalian pasti akan kalah karena ini adalah tanah kami. Keluarlah dari tanah kami. Jika kalian tetap di sini, kalian akan membayar harga yang mahal," demikian bunyi pernyataan Qassem, yang ditujukan kepada Israel.
Qassem juga mengatakan bahwa Iran mendukung Hizbullah tanpa ada maksud tersembunyi.
"Kami membebaskan tanah Lebanon ketika kami melawan Israel bersama warga Lebanon di perbatasan kami. Iran tidak memanfaatkan kami untuk melawan Israel seperti yang dikatakan beberapa pihak," katanya.
Sejak 23 September, tentara Israel terus melancarkan serangan udara intensif ke Lebanon. Hal itu memicu eskalasi berbahaya dengan Hizbullah.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah dan tentara Israel terlibat baku tembak di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel, hingga menimbulkan kekhawatiran tentang konflik yang lebih luas seiring perang antara Hamas dan Israel terus berlanjut di Jalur Gaza.