Pangkalpinang (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Sugito menyebutkan bahwa festival layang-layang yang digelar oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Babel selama 2 hari (2-3 November) ada filosofinya karena berhubungan dengan kehidupan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.
"Festival layang-layang ini menunjukkan budaya masyarakat kita, dimana layang-layang itu ada filosofinya yakni tarik ulur kehidupan dan kemampuan beradaptasi, itulah yang kita lihat di masyarakat kita," kata Pj Gubernur di Pangkalpinang, Minggu.
Pejabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Sugito membuka festival layang-layang, muhibah budaya dan festival ekonomi kreatif (ekraf) sebagai rangkaian HUT ke-24 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang.
"Event-event seperti ini salah satu upaya kita membangkitkan kreasi dan novasi dalam mengembangkan kepariwisataan di Bangka Belitung," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Babel, Widya Kemala Sari memastikan festival layang-layang ini menjadi sebagai salah satu event kharisma nusantara yang berskala nasional di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Oleh karena itu di event ini Disbudpar Babel juga menggelar festival ekonomi kreatif (Ekraf) dengan melibatkan 120 stand UMKM yang turut meramaikan festival layang-layang dan semua rangkaian kegiatan menyambut HUT ke-24 Tahun Bangka Belitung.
"Ada 120 stand UMKM yang kita libatkan dan perputaran uang disini kita targetkan mencapai Rp1 miliar karena festival layang-layang ini akan menjadi event kharisma nusantara berskala nasional," ujarnya.