Koba, Babel, (ANTARA) - Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melakukan langkah antisipasi terhadap praktik penimbunan bahan kebutuhan pokok, karena dapat memicu melonjaknya harga.
"Kita terus pantau setiap hari terkait persediaan bahan pokok, baik di tingkat pedagang eceran maupun distributor untuk memastikan tidak terjadi praktik penimbunan," kata Kepala Disperindagkop Bangka Tengah Irwandi di Koba, Kamis.
Ia menjelaskan, oknum pedagang dan distributor bisa saja melakukan praktik penimbunan dengan memanfaatkan situasi sulitnya pengiriman barang dari luar provinsi karena kondisi cuac ekstrem.
"Maka saya imbau para pedagang dan distributor jangan memanfaatkan situasi dan melakukan praktik spekulasi harga dengan cara penimbunan," ujarnya.
Praktik penimbunan kata Irwandi membuat komoditas pokok itu hilang di pasaran, sehingga dapat memicu tingginya harga.
"Bagi kami ini praktik nakal yang dilakukan oknum yang dapat merugikan konsumen, maka kami terus pantau setiap hari dan memberikan teguran jika ditemukan praktik demikian," ujarnya.
Irwandi juga mengatakan, beberapa komoditas pokok sudah mulai menunjukkan angka kenaikan terutama cabai merah karena kondisi cuac tidak menentu.
"Harga cabai merah naik dari harga Rp50 ribu per kilogram menjadi Rp90 ribu per kilogram karena petani banyak yang gagal panen akibat kondisi cuaca yang tidak menentu," ujarnya.
Pihaknya terus memantau kondisi harga komoditas pokok dan segera melakukan operasi pasar jika kenaikannya sulit dijangkau konsumen.
"Operasi pasar merupakan langkah strategis dari pemerintah dalam melakukan intervensi harga komoditas pokok di pasar," ujarnya.