Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menargetkan angka kemiskinan turun dari 5,94 persen menjadi 5,05 persen pada 2025.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bangka Tengah Joko Triadhi di Koba, Kamis, mengatakan berbagai upaya dilakukan untuk menekan angka kemiskinan.
"Tentu ini memang tugas berat, apalagi angka kemiskinan dua tahun terakhir ini meningkat, jadi memang butuh upaya yang keras," ujarnya.
Joko mengatakan, setidaknya ada tiga upaya yang sudah dilakukan Pemkab Bangka Tengah untuk menekan angka kemiskinan.
"Ada tiga strategi utama yang kita lakukan, pertama kita berupaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang berada di garis kemiskinan melalui program pemberdayaan," ujarnya.
Bantuan yang disalurkan ada pada bidang perikanan dan pertanian yang diberikan kepada kelompok tani maupun perikanan.
"Kepada dinas terkait, kami arahkan di setiap kelompok harus ada anggotanya yang tergolong kurang mampu," ujarnya.
Kemudian, pihaknya memiliki strategi untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat kurang mampu.
"Kita kurangi beban mereka dengan memberikan bantuan beras, alat sekolah, beasiswa, kemudian ada operasi pasar murah dengan sasaran masyarakat kurang mampu," ujarnya.
Strategi ketiga, kata dia, lebih fokus pada kantong-kantong kemiskinan, dengan melakukan intervensi pada wilayah yang orang miskinnya tergolong banyak.
"Kita lebih rutin di Kecamatan Sungaiselan, lebih banyak bantuan yang kita salurkan di sana, karena jika kemiskinan ini tidak kita bereskan, maka efeknya akan luas," ujarnya.
Joko mengatakan, strategi tersebut juga akan digunakan pada 2025 dengan perkuatan ketepatan sasaran.
"Sasaran penerima akan kita pastikan orang yang benar-benar membutuhkan atau masyarakat yang berada di garis kemiskinan," ujarnya.
Joko mengatakan, berdasarkan data BPS 2024, penduduk miskin di Bangka Tengah sebanyak 12.040 jiwa, sementara pada 2023 sebanyak 10.056 jiwa.
Ia mengatakan, untuk angka kemiskinan 2025 pihak BPS akan melakukan survei perhitungan angka kemiskinan 2025 pada Februari hingga Maret 2025.
"Artinya, dengan kondisi ekonomi Bangka Tengah sekarang dengan waktu yang tersisa, tentu agak berat, tapi mudah-mudahan ada perbaikan, dari upaya yang sudah kita lakukan beberapa waktu lalu," ujarnya.