Timika (Antara Babel) - Komandan Pangkalan Udara TNI AU Timika Letkol Penerbang Agustinus Gogot Winardi menegaskan evakuasi bangkai pesawat DHC4 PK-SWW turbo Caribou milik Pemkab Puncak yang jatuh di perbatasan Jila-Ilaga (31/10) merupakan kewenangan maskapai Trigana Air Service.
"Kita belum ada pembicaraan dengan pihak Trigana apakah nantinya bangkai pesawat itu mau diambil dari lokasi atau tidak. Yang jelas, mereka yang sepenuhnya berkepentingan untuk itu," jelas Agustinus di Timika, Kamis.
Menurut dia, saat ini memang sudah tidak ada lagi aktivitas di lokasi jatuhnya pesawat DHC4 PK-SWW pascaditemukannya kotak hitam pesawat itu pada Minggu (6/11).
Agustinus mengatakan semua pihak kini menunggu hasil penyelidikan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) tentang sebab-sebab terjadinyw kecelakaan pesawat DHC4 PK SWW turbo Caribou yang menewaskan seluruh kru (empat orang) pesawat tersebut.
"Proses penyelidikannya bisa selesai cepat, bisa juga lama. Rata-rata selesainya proses penyelidikan kecelakaan pesawat terbang itu biasanya sekitar enam bulan. Kita tunggu saja hasilnya," ujar Agustinus.
Ia menambahkan pada akhir dari penyelidikan itu nanti, biasanya KNKT akan memberikan sejumlah rekomendasi yang sangat diperlukan untuk kepentingan dunia penerbangan khususnya penerbangan di wilayah Papua.
Kotak hitam pesawat DHC4 PK-SWW turbo Caribou ditemukan pada Minggu (6/11) di lokasi jatuhnya pesawat itu yang berada pada ketinggian 12.800 kaki di kawasan pegunungan perbatasan Jila-Ilaga, Papua.
Investigator Keselamatan Transportasi Penerbangan Komite Nasional Keselamatan transportasi (KNKT) Ony Soeryo Wibowo mengatakan di Timika, Senin (7/11) mengatakan operasi pencarian kotak hitam pesawat DHC4 PK-SWW itu melibatkan sekitar tujuh orang personel terdiri atas Basarnas Timika dan para prajurit TNI dari Kodim 1710 Mimika, Pasukan Khas TNI AU serta Polres Mimika.
Kotak hitam pesawat nahas itu dibawa ke Jakarta untuk kepentingan pengolahan datanya guna mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan pesawat DHC4 PK-SWW.
"KNKT sejak 2009 sudah memiliki fasilitas untuk dapat mengolah data dalam black box pesawat. Indonesia sudah sudah mampu membaca data black box ini," jelas Ony.
Menurut dia, kotak hitam yang terpasang pada pesawat DHC4 PK-SWW itu merupakan generasi terbaru. Kotak hitam itu merekam pembicaraan di kokpit pesawat, berikut seluruh data penerbangan.
"Data ini akan kita kompilasi untuk dipelajari mengapa pesawat ini mengalami kecelakaan," ujarnya.
Empat kru pesawat DHC4 PK-SWW turbo Caribou yang tewas dalam insiden kecelakaan di perbatasan Jila-Ilaga pada Senin (31/10) yaitu Kapten Pilot Parhat Limi (56), Copilot R Fendy Ardianto (38), mekanik Steven David Basari (35) dan FOO Endri Baringin Sakti P (40).
Pesawat nahas itu hilang kontak dalam penerbangan dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Aminggaru Ilaga.
Pesawat itu juga mengangkut bahan bangunan seperti semen dan besi seberat 3,1 ton untuk kebutuhan pembangunan proyek PLTA Ilaga berkapasitas 700 KWH.