Pangkalpinang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membentuk Panitia Khusus (Pansus) Tata Kelola dan Tata Niaga Komoditas Pertambangan Timah agar makin menyejahterakan masyarakat setempat.
Wakil Ketua III DPRD Provinsi Babel Edi Nasapta di Pangkalpinang, Senin, mengatakan bahwa pembentukan pansus non-perda tersebut untuk mengatasi berbagai permasalahan di sektor pertambangan.
Oleh karena itu, kata dia, kerja sama antara pemerintah daerah dan DPRD Provinsi Babel sangat penting guna memastikan tata kelola pertimahan berjalan lebih transparan dan berkelanjutan.
Edi berharap langkah tersebut dapat menjadi dasar bagi kebijakan strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menciptakan sistem tata niaga pertimahan yang lebih baik di Babel.
Hal ini dikatakan Edi pada rapat paripurna dengan agenda penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) dan pembentukan pansus non-perda terkait dengan tata kelola dan tata niaga pertimahan sekaligus penyampaian nama-nama anggota pansus tersebut.
Wakil rakyat ini berharap agar seluruh anggota DPRD Provinsi Babel yang tergabung dalam komisi-komisi dapat berperan aktif dalam membahas serta menyusun format LKPJ Gubernur Babel.
Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Sugito menyebutkan berbagai persoalan seperti faktor ekonomi, termasuk inflasi dan ketimpangan pendapatan, berpengaruh pada peningkatan angka kemiskinan di Babel.
Begitu pula tingkat pengangguran terbuka pada bulan Agustus 2024 mencapai 4,6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa setiap 100 angkatan kerja terdapat sekitar lima orang yang menganggur.
"Untuk daerah perkotaan, angka pengangguran lebih tinggi, mencapai 5,5 persen, dibandingkan dengan perdesaan. Jika dibandingkan dengan pada bulan Agustus 2023, angka ini mengalami peningkatan sebesar 2,5 persen," katanya.
Untuk tingkat pengangguran tertinggi, lanjut dia, terjadi pada lulusan sekolah menengah pertama (SMP). Hal ini menunjukkan tantangan dalam akses dan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Disebutkan pula bahwa perekonomian Babel masih didominasi oleh lima sektor utama, yaitu pertanian, kehutanan, perikanan, perdagangan besar, dan jasa kendaraan bermotor.
Meskipun beberapa sektor mengalami pertumbuhan positif, menurut dia, sektor pertambangan yang selama ini menjadi andalan mengalami kontraksi.
"Ini memberikan dampak signifikan pada perekonomian daerah," katanya.